Rabu 09 Dec 2015 23:07 WIB

I2: Ekspose Kandidat di Media Masih Tentukan Hasil Pilkada

Petugas Panitia Pemungutan Suara (PPS) melakukan penghitungan suara Pilkada Tangerang Selatan di TPS 25 Serpong, Tangerang Selatan, Banten, Rabu (9/12).
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Petugas menghitung perolehan suara sementara hasil pemilihan kepala daerah (Pilkada) di Kantor Kelurahan Pondok Jaya, Kecamatan, Cipayung, Kota Depok, Jawa Barat, Rabu (9/12). (Republika/Agung Supriyanto)

Situasi itu juga terlihat dalam ekspose pemberitaan calon walikota Surabaya, Tri Risma-Wisnu Sakti, calon walikota Solo FX Rudyatmo-Achmad Purnomo, pasangan calon walikota Semarang Hendrar Prihadi-Hevearita Gunaryanti, pasangan walikota Denpasar Rai Dharmawijaya-IGN Jayanegara, Tangerang Selatan Airin Rachmi-Benyamin Davnie, dan calon walikota medan Dzulmi Eldin dan Ahyar Nasution.

Namun demikian, situasi itu ternyata berbanding terbalik dengan ekspose pasangan cagub di Jambi, di mana Hasan Basri Agus-Edy Purwanto lebih mendominasi pemberitaan di media dibandingkan dengan pasangan Zumi Zola-Fachrori Umar. Enampuluh persen pemberitaan dikuasai oleh Hasan Basri – yang merupakan incumbent – dan Edi.

Di lapangan, situasi berlangsung cukup panas, mengingat Zumi Zola, mantan artis memanfaatkan popularitasnya untuk menjaring pemilih di berbagai daerah pemilihannya. Tujuh hari sebelum pilkada yang rupanya menjadi penentu kemenangan Zumi Zola. Dalam quick count, pasangan Zumi Zola dinyatakan menang.

Persaingan cukup ketat juga terjadi di wilayah Kepulauan Riau. Kompetisi ini diikuti oleh gubernur incumbent melawan wakil gubernur incumbent. Bila dalam setahun sebelumnya, ekspose M Sani menguasai pemberitaan, maka situasi itu berbalik sejak Oktober 2015 hingga awal Desember, di mana ekspos Soerya lebih unggul. Perbedaan ekspos media cukup tipis, yakni 52% melawan 48%, dimenangkan oleh Soerya-Ansar Ahmad.

Melesetnya dua daerah ini, kata Rustika, ke depan perlu dikaji lebih dalam terhadap prediksi kemenangan pilkada dari sudut analisis media. “Dari 13 daerah yang diteliti, ada 2 yang meleset Ini berarti prediksi terhadap hasil pilkada harus lebih dikaji dari konten yang disampaikan kandidat-kandidatnya melalui media.” Meski demikian, Rustika masih menekankan bahwa media masih merupakan salah satu alat untuk melakukan evaluasi dan strategi dalam pemenangan pilkada.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement