Rabu 09 Dec 2015 23:07 WIB

I2: Ekspose Kandidat di Media Masih Tentukan Hasil Pilkada

Petugas Panitia Pemungutan Suara (PPS) melakukan penghitungan suara Pilkada Tangerang Selatan di TPS 25 Serpong, Tangerang Selatan, Banten, Rabu (9/12).
Foto:
Panitia Pemungutan Suara (PPS) melakukan penghitungan suara dalam pemilihan Wali Kota Depok di TPS Kampung Pilkada RW 03, Depok, Jawa Barat, Rabu (9/12).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA –- Ekspose kandidat di media massa dapat digunakan untuk memprediksi kemenangan dalam Pilkada Serentak 2015. Direktur Komunikasi Indonesia Indicator (I2), Rustika Herlambang mengatakan, berdasarkan hasil kajian I2, 11 dari 13 kemenangan kandidat dalam Pilkada Serentak 2015 bisa diprediksi dari ekspose media. I2 membuktikannya dalam delapan pemilihan gubernur dan lima pemilihan wali kota.

“Media berperan besar sebagai pembentuk opini publik. Berbagai peliputan di media mampu meningkatkan keterkenalan (popularitas) seorang kandidat yang pada akhirnya akan mampu meningkatkan elektabilitas kandidat tersebut,” ujar Rustika dalam keterangan yang diterima Republika.co.id, Rabu (9/12) malam. I2 merupakan sebuah perusahaan di bidang intelijen media, analisis data, dan kajian strategis dengan menggunakan software AI (Artificial Intelligence). Dalam hal pilkada, data berasal dari 309 media online di Indonesia.

Seberapa banyak kandidat mendapat peliputan di media masa, kata Rustika, dapat meningkatkan keterkenalan atau popularitas – baik dalam arti positif maupun negatif - serta  elektabilitas kandidat tersebut. Berdasarkan pengalaman I2 dari 2012 hingga 2015, papar Rustika, cara yang paling efektif dan terukur untuk memenangkan pilkada, pileg, dan pilpres, salah satunya adalah dengan cara "memenangkan" hati media. “Menjaga ekspos kandidat di media menjadi sangat penting. Eskalasi ekspose media menunjukan relasi yang kuat dengan hasil pilkada,” ungkap Rustika.

“I2 pernah melakukan studi pilgub, pileg, dan pilpres di Indonesia dan menemukan fakta bahwa kandidat atau partai (pada pileg) yang memiliki jumlah ekspos di media online lebih banyak dibanding kandidat lainnya sepanjang 3 bulan berturut-turut, besar kemungkinan menjadi pemenang,” papar Rustika.

Dalam prediksi kemenangan, I2 biasanya melihat beberapa hal: pertama ekspose di media secara umum, kedua, ekspose kandidat di hanya wilayah tersebut, ketiga, faktor sentimen public terhadap kandidat tersebut.

“Bisa saja secara ekspose tinggi, namun apabila konten yang disampaikan melalui media tersebut kurang sesuai dengan harapan public, maka kemenangan tidak akan diraihnya,” jelas Rustika.  Berdasar pengalaman-pengalaman tersebut, hasil riset I2 yang dilakukan sejak Juni hingga Desember 2015, terlihat beberapa nama yang berpeluang besar memenangkan kompetisi. Meski demikian, 7 hari terakhir akan sangat menentukan. Terutama di wilayah di mana persaingan antar kandidat berlangsung sangat ketat atau tipis.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement