Senin 07 Dec 2015 18:32 WIB

Pakar UGM Bangun Konsep Restorasi Sungai DIY

Rep: C97/ Red: Yudha Manggala P Putra
Aliran sungai Kali Code, dibawah jembatan Kleringan, jalan Abu Bakar Ali, Yogyakarta.
Foto: Republika/Nico Kurnia Jati
Aliran sungai Kali Code, dibawah jembatan Kleringan, jalan Abu Bakar Ali, Yogyakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Beberapa pakar dari Universitas Gajah Mada tengah membangun dan menjalankan konsep restorasi sungai yang bertujuan mengembalikan esensi sungai seperti sediakala.

Saat ini tim yang terdiri dari berberapa pakar itu telah berhasil menyosialisasikan program tersebut pada lima sungai di Yogyakarta. Antara lain Sungai Code, Winongo, Tambak Bayan, Kuning, dan Gajah Wong.

“Bisa dilihat sekarang sungai-sungai  penuh sampah, limbah, terutama yang berada di pemukiman dan perkotaan," kata Ketua Tim Restorasi Sungai yang juga Dosen Jurusan Teknik Sipil UGM Agus Maryono Senin (6/12). Kalaupun sungai itu dikelola, tetap tidak memperhatikan ekosistem. Menurutnya saat ini masyarakat tidak memperhatikan kesehatan sungai. Padahal sungai sangat berguna bagi manusia.

Agus menjelaskan, peran sungai sangat vital. Sehingga penting untuk mengembalikan kesadaran masyarakat mengenai pelestarian sungai. Ia memaparkan sungai memiliki banyak peran yang strategis. Di antaranya sebagai suplai air, menanggulangi banjir, kekeringan, alat transportasi, pembentuk iklim mikro, kesehatan ekosisitem, jalur hijau, dan pendidikan.

Banyaknya manfaat sungai ternyata tidak diimbangi oleh kesadaran masyarakat. "Untuk itu, Sungai Restorasi hadir sebagai gerakan mengubah pola pikir masyarakat, dengan membangkitkan kesadaran bahwa sungai mulai terancam," tutur Agus. Sebab saat ini sungai telah tercampur limbah dan luput dari perhatian masyarakat. Potensi positif yang dapat dihasilkan dari sungai juga jadi berkurang.

Adapun Program Restorasi Sungai, kata Agus, menawarkan lima konsep untuk meningkatkan eksistensi dan mengembalikan esensi sungai. Antara lain melalui restorasi hidrologi, ekologi, morfologi, sosial ekonomi, serta kelembagaan dan peraturan.

Pada tataran restorasi hidrologi mereka melakukan pemantauan terhadap kuantitas dan kualitas air. Sedangkan pada tataran restorasi ekologi dilakukan pemantauan terhadap flaura dan fauna.

Sementara itu, restorasi morfologi bertujuan untuk meninjau kembali bentuk keaslian sungai. Restorasi sosial ekonomi bertujuan melihat manfaat sungai secara ekonomis serta mengajak masyarakat ikut serta untuk memperoleh ilmu pengetahuan di bidang sungai dan menumbuhkan rasa cinta terhadap lingkungan.

“Khusus Restorasi Kelembagaan fokus untuk membuat peraturan-peraturan yang dapat menjaga kelestarian sungai,” katanya.

Agus menegaskan tujuan besar dari restorasi sungai ini adalah untuk mengembalikan  sungai kepada entitasnya, yaitu air dan sedimen bersih, sehat, prokutif, lestari dan bermanfaat untuk semua makhluk hidup. Agus berharap restorasi sungai dapat berjalan sehingga sungai-sungai di Yogya bebas sampah dan kembali pada bentuk aslinya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement