REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubenrur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) menilai seringnya terjadi kecelakaan di perlintasan kereta api, lantaran kebiasaan masyarakat yang tidak mematuhi aturan.
Menurutnya masyarakat biasa tidak sabar untuk menunggu dan mengantre. Ia mengatakan masyarakat kerap menerobos jalur kereta meskipun palang pintu kereta api telah aktif.
"Orang Jakarta ini maunya menerobos melulu. Kalau tertabrak mati ya takdir lah. Ada setan budek," katanya di Balaikota Jakarta, Senin (7/12).
Seperti diketahui, kecelakaan yang menimpa Metromini kembali terjadi pada Ahad (6/12) kemarin. Bus Metromini B 80 bernomor polisi B 7660 FD tertabrak Comutter Line di perlintasan pintu kereta Angke, Tambora, Jakarta Barat. Peristiwa tersebut menewaskan sekitar 18 orang.
(Baca: Kronologi Tabrakan KRL dengan Metromini di Angke)
Menghindari kejadian serupa, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI akan membangun flyover bagi perlintasan kereta api di Jakarta. Katanya, hal tersebut dilakukan lantaran penerobos jalur kereta di DKI sudah terlalu banyak.
"Bikin underpass apapun gak ada gunanya, orang nerobos kereta api sudah ribuan," katanya.
Terkait kecelakaan tersebut, Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Tito Karnavian mengatakan berdasarkan pemeriksaan saksi dilapangan penyebab kecelakaan lantaran kelalaian supir Metromini. Tito melanjutkan menurut saksi mata, sopir Metromini menerobos celah di saat kejadian berlangsung.
"Nah memang kami prihatin karena ada banyak korban hampir 18 tewas dan luka. Dari sisi hukum kami lihat kemungkinan kesalahan ada pada kelalaian pengemudi," kata Tito Karnavian.
(Baca juga: Begini Kondisi Dua Korban Selamat Tabrakan Metromini-KRL)