Senin 07 Dec 2015 14:00 WIB

Filosofi Palang KA adalah Agar Hewan tidak Lewat

Rep: c30/ Red: Joko Sadewo
  Sejumlah kendaraan berhenti di palang pintu kereta api di kawasan Permata Hijau, Jakarta Selatan, Kamis (8/10).    (Republika/Yasin Habibi)
Foto: Republika/ Yasin Habibi
Sejumlah kendaraan berhenti di palang pintu kereta api di kawasan Permata Hijau, Jakarta Selatan, Kamis (8/10). (Republika/Yasin Habibi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dirjen Perkeretaapian, Hemanto Dwiatmoko mengatakan filosofi palang pintu pada awalnya diperuntukkan supaya hewan tidak lewat. Dengan kata lain, untuk mengamankan supaya tidak ada yang mengganggu jalannya KAI.

"Filosofi pintu perlintasan kan untuk supaya hewan tidak lewat. Contoh di tol Jagorawi, pager semua agar binatang engga masuk," ujarnya dalam jimpa pers di kantor Kemenhub, Jalan Merdeka Barat, Jakarata, Senin (7/12).

Kemudian, lanjutnya, pintu pelintasan pada perpotongan sebidang, berfungsi untuk mengamankan pejalan kereta api. Bukan untuk mengamankan kendaraan yang lewat.

Karena menurutnya, prinsip bahwa jalannya kereta api ini memang yang perlu diutamakan karena tidak dapat  direm mendadak. Sehingga kalau ada yang hendak lewat kata dia, harus hati-hati dan mendahulukan yang akan lewat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement