Ahad 06 Dec 2015 15:01 WIB

Penyandang Difabel di Tasikmalaya Kesulitan Membaca Template

Rep: c10/ Red: Andi Nur Aminah
 Seorang petugas menunjukkan surat suara yang  menggunakan huruf braile.
Foto: Antara/Oky Lukmansyah
Seorang petugas menunjukkan surat suara yang menggunakan huruf braile.

REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Penyandang difabel yang akan menggunakan hak pilihnya di Kabupaten Tasikmalaya mengeluh karena huruf braile pada template atau alat bantu mencoblos terlalu kecil. Mereka menilai akan kesulitan menggunakan template yang akan dipakai pada pilkada serentak bulan ini.

Ketua Persatuan Tuna Netra Indonesia (Pertuni) Tasikmalaya, Jajang Riza Amarullah mengatakan, kualitas surat suara sudah bagus. Selain itu, kualitas kertas juga sangat baik. Akan tetapi, dari segi kuantitas dan mutu sangat buruk. Sehingga, huruf braile pada template tidak bisa dibaca.

"Jangankan orang yang awam huruf braile, saya sendiri yang sudah menempuh pendidikan tinggi cukup kesulitan membaca hurup pada template," kata Jajang kepada Republika.co.id usai sosialisasi pilkada calon tunggal kepada kalangan difabel di Sekolah Luar Biasa (SLB) Aisyiyah, Kecamatan Singaparna, Kabupaten Tasikmalaya, Ahad (6/12).

Jajang mengaku, sebelumnya ia telah memberikan contoh template yang baik kepada KPU Kabupaten Tasikmlaya. Namun, template yang disediakan KPU saat ini dinilai kurang baik karena tidak bisa dibaca secara sempurna oleh penyandang disabilitas. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement