Jumat 04 Dec 2015 13:45 WIB

Gandeng Korsel, Indonesia Siap Produksi Pesawat Tempur

Rep: c15/ Red: Nidia Zuraya
Pesawat tempur Sukhoi TNI AU
Pesawat tempur Sukhoi TNI AU

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia melalui PT Dirgantara Indonesia (DI) akan mengembangkan produksi pesawat tempur. Untuk memproduksi pesawat tempur generasi 4.5 ini, PT DI akan bekerja sama dengan industri pesawat Korea Selatan, South Korean Aerospace Industry (SKAI).

Kerja sama ini tak hanya soal transfer teknologi, tetapi juga membuat prototipe bersama pesawat tempur generasi 4.5. PT DI telah menandatangani pakta integritas dengan SKAI di Kantor Kementerian Pertahanan di Jakarta, Jumat (4/12).

(Baca: PT DI Siap Buatkan Helikopter yang Sesuai Karakter Presiden Jokowi)

Direktur Utama PT DI Budi Santoso mengatakan, pihaknya akan mengirim 200 insinyur ke Korea Selatan untuk menjalankan program ini. Program berjangka 10 tahun ini nantinya ditargetkan pada 2019 sudah akan ada prototype yang bisa digunakan sebagai acuan produksi.

"Nanti 200 insinyur saya kirim ke Korea untuk membuat desain bersama pesawat tempur. Pada 2019 target prototip sudah bisa diluncurkan," ujar Budi, Jumat (4/12).

Budi mengatakan biaya produksi pembuatan pesawat tempur ini sebanyak 20 persen akan disediakan Indonesia dan 80 persen Korea Selatan. Ia menuturkan, pada pembuatan prototip ke lima akan dilangsungkan di markas PT DI di Bandung.

Duta Besar Korea untuk Indonesia, Cho Tai Yeong mengatakan untuk desain pesawat tempur Korea Selatan sudah memiliki desain sendiri. Meski begitu, ia mengakui desain pesawat tempur harus mengikuti perkembangan teknologi.

"Kami berharap kerja sama ini bisa membuat dua negara menjadi lebih kuat ke depannya. Kita bisa saling bekerja sama untuk kemajuan teknologi pertahanan," ujar Cho.

Semnetara itu, Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu berharap program sepuluh tahun in bisa membawa Indonesia ke depan lebih mandiri dalam pembuatan pesawat. "Kalau kemarin sempat terputus ya karena ada pergantian pemimpin. Membangun Indonesia nggak bisa selera-selera. Harus berkelanjutan," ujar Mizard.

Ia menargetkan 20 tahun ke depan Indonesia sudah bisa membuat pesawat tempur sendiri. Ia mengakui dengan kerja sama ini Indonesia bisa mengambil banyak ilmu dari Korea Selatan.

Baca juga:

Ini Penilaian Luhut Terhadap Helikopter Buatan PT DI

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement