REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Direktur PT Freeport Indonesia, Maroef Sjamsoeddin buka-bukaan terkait pertemuan dengan Ketua DPR Setya Novanto dan pengusaha Riza Chalid, terkait upaya perpanjangan kontrak karya Freeport.
Dalam pertemuan pada 8 Juni di Ritz Charlton, nama Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam) Luhut Binsar Pandjaitan, sering kali disebut. Dalam transkip tercatat nama Luhut disebut sebanyak 66 kali.
Menanggapi hal itu, anggota MKD dari Partai Nasional Demokrat Akbar Faizal bertanya kepada Maroef soal penyebutan nama Luhut tersebut. "Soal 66 kali nama Luhut disebut, di sini kelihatan sekali peran Menteri Luhut sangat kuat sekali, benar begitu?" tanyanya di sidang MKD, Kamis (3/12).
Maroef mengungkapkan, dirinya tidak pernah bertemu atau bertanya langsung kepada Luhut mengenai masalah ini. Namun, mantan Wakil Kepala BIN itu menangkap pesan, bahwa lawan bicaranya saat itu, SN dan Riza Chalid, mencoba untuk meyakinkan dirinya.
''Pihak lawan berbicara saya mencoba meyakinkan saya, bahwa mereka bisa (melakukan sesuatu). Sehingga dia mencoba untuk berhubungan dengan pihak lain (Luhut),'' ujar Maroef.
Kemudian, Akbar kembali menegaskan dengan pertanyan,''Apakah ada merasa ada praktek percaloan dalam pertemuan itu?''. Maroef pun menjawab dengan tegas. ''Saya perkirakan demikian.''