REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI Fahri Hamzah menyatakan masyarakat dan media masih tidak persahabatan terhadap DPR. DPR masih dinilai sebagai lembaga yang kotor dan sarang pencuri.
"Saya perlu menyampaikan ini, karena di luar berkembang DPR paling jahat," ujar Fahri Hamzah saat menjadi pembicara di Konferensi Nasional Pemberantasan Korupsi di Kompleks Parlemen, Jakarta, Kamis (3/11).
Opini publik membangun DPR menjadi lembaga legislatif yang penuh kecurangan. Fahri menyayangkan masyarakat yang memilih langsung anggota DPR, justru menilai DPR sebagi lembaga yang suka kongkalikong untuk menemukan cara mengambil keuntungan dari negara.
"Mindset itu disuntik setiap hari, ini lembaga penjahat semua," ujar politisi Partai Keadilan Sejahtera.
Seharusnya, menurut Fahri, DPR dinilai sebagai penguat dari pemerintahan, bukan menjadi tertuduh dalam sistem negara. Terlebih lagi jika melihat sejarah Indonesia yang pernah masuk dalam sistem otoriter yang menempatkan eksekutif sebagai pemegang kekuatan mutlak dalam berkuasa.
Menurutnya, dengan melakukan penguatan dan perbaikan pada lembaga DPR, maka sangat memungkinkan membuat negara lebih baik. Bukan malah menaruh ketidak percayaan dan menuduh DPR sebagai sarang maling. "Mari kita apresiasi proses, karena negara ini bukan negara penjahat," kata Fahri menegaskan pernyataannya.