REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perkara pencatutan nama pimpinan negara dalam perpanjangan kontrak PT Freeport, yang menyeret nama Ketua DPR Setya Novanto, ternyata membawa berkah tersendiri bagi Partai Persatuan Pembangunan (PPP).
Wakil Ketua Fraksi PPP, Syaifullah Tamliha mengatakan, islah di Partai berlambang Kabah itu mulai dirasakan tanda-tandanya.
Hal itu, katanya dilihat dari satu suaranya dua kubu (Kubu Djan Farid dan Kubu Romahurmuziy) dalam kasus dugaan pencatutan nama presiden dan wakil presiden untuk meminta saham PT Freeport Indonesia, yang diduga dilakukan oleh Ketua DPR RI, Setya Novanto.
Sebab, anggota MKD dari PPP, Zainut Tauhid memilih untuk tidak melanjutkan persidangan karena tidak cukup verifikasi dan tidak cukup alat bukti.
"Saya tanya kepada Zainut Tauhid, kenapa membela Setya Novanto, kenapa tidak ikut dengan lain," katanya di Jakarta, Selasa (1/12).
Zainut menjelaskan, dirinya diperintah oleh Ketua Majelis Pertimbangan Partai (MPP) Suharso Monoarfa (hasil muktamar PPP Surabaya dan Ketua Umum PPP versi Jakarta, Djan Farid).
"Zainut bilang, kedua orang itu menyuruh untuk mendukung Setya Novanto, Ternyata kasus Setya Novanto membawa berkah buat PPP, tanda-tanda islah sudah terlihat," " kata anggota Komisi I DPR RI itu.