REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Meskipun dijamin konstitusi, namun tak semua warga negara Indonesia bisa menikmati pendidikan hingga jenjang tertinggi. Mahalnya biaya pendidikan masih menjadi kendala bagi sebagian masyarakat Indonesia.
Mengatasi hal itu, Pemerintah Sumatra Selatan (Sumsel) menjalankan Program Kuliah Gratis (PKG). Ini merupakan program yang dijalankan untuk membantu anak-anak yang memiliki potensi akademik namun berasal dari keluarga miskin untuk mengakses pendidikan hingga ke jenjang yang tertinggi.
"PKG kami fokuskan untuk memberikan kesempatan bagi anak-anak cerdas dari keluarga miskin. Tanpa adanya bantuan dari pemerintah mereka tidak akan mendapatkan kesempatan belajar," ujar Gubernur Sumsel, Alex Noerdin.
Ini merupakan program inisiatif Alex sejak menjadi Bupati Musi Banyuasin (Muba). Inisiatif tersebut diteruskan ketika ia menjadi gubernur dengan skala yang lebih besar.
Dana yang dialokasikan Pemprov Sumsel untuk PKG sebesar mencapai Rp 120 miliar untuk delapan ribu mahasiswa. Anggaran tersebut akan direalisasikan secara bertahap dalam empat tahun. Pelaksanaan PKG ditetapkan dalam Peraturan Daerah No.3/2015 tentang Kuliah Gratis dan Peraturan Gubernur Sumsel No.22/2015 tentang Kuliah Gratis.
Dua peraturan tersebut memuat tentang teknis pelaksanaan kuliah gratis seperti skema penerimaan, syarat mahasiswa, mekanisme penyaluran bantuan, bidang ilmu dan perguruan tinggi serta kuota mahasiswa yang menerima bantuan setiap tahun. Khusus untuk program studi, terdapat 58 pilihan bagi para mahasiswa yang ingin mendapatkan beasiswa ini. Program-program studi yang ditentukan tersebut menyesuaikan dengan kebutuhan sumber daya manusia di Sumsel dalam jangka pendek dan menengah.
"PKG hanya membutuhkan komitmen dari kepala daerah. Berbekal komitmen yang besar, PKG dapat dilaksanakan tanpa harus menjadi daerah terkaya di Indonesia," lanjutnya.
Untuk mendorong program tersebut, pemprov juga menggandeng berbagai pemangku kepentingan pendidikan di Indonesia dan luar negeri. Seperti Universitas Sriwijaya, UIN Raden Fatah, Politeknik Sriwijaya, UIN Syarif Hidayatullah, Universitas Negeri Jakarta, SEAMEO SEAMOLEC, STP Shahid, Universitas Negeri Yogyakarta, Universitas Nanjing (Cina), Universitas Jiangsu (Cina), dan Universitas Jeiju (Korea Selatan).
"Tahap awal PKG diberikan untuk dua ribu mahasiswa untuk bersekolah di Indonesia ataupun di luar negeri," ujar Alex.
Pada 2014, Pemprov Sumsel telah mengirim sembilan orang ke Cina. Satu orang di Nanjing College Chemical of Technology (NJIST), lima orang di Nanjing Institute Railway of Technology, dan tiga orang di Jiangsu Institute of Commerce.
Pada 2015, mahasiswa PKG yang dikirim ke Cina yaitu, lima orang di Design WUXI Institute of Technology untuk jurusan Fine Art and dan 25 orang di Nanjing College Chemical of Technology (NJIST) untuk jurusan Mechanical Technology, Marketing, Mechanical and Electrical Equipment Repair and Management, dan Mechatronics Technology.
Saat ini terdapat lima orang yang mengikuti Pre-departure Training di SEAMEO SEAMOLEC yang akan berangkat ke WUXI Institute of Technology. Selain itu, 30 orang sedang mengikuti Pre-departure Training selama tiga bulan di Sekolah Tinggi Pariwisata Sahid Jakarta sebelum berangkat ke Jepang.
"Harapannya mereka setelah lulus dapat kembali berbakti untuk daerahnya sesuai dengan pengetahuan dan keterampilan yang mereka miliki," harap Alex.