Selasa 01 Dec 2015 15:31 WIB

Ribuan Ikan Mati di Pantai Ancol Diduga karena Peningkatan Limbah

Rep: C33/ Red: Nur Aini
Ribuan ikan mati dan terapung di sepanjang Pantai Ancol, Jakarta Utara, Senin (30/11).ANTARA FOTO/M Agung Rajasa
Foto: ANTARA FOTO/M Agung Rajasa
Ribuan ikan mati dan terapung di sepanjang Pantai Ancol, Jakarta Utara, Senin (30/11).ANTARA FOTO/M Agung Rajasa

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ribuan ikan mati di sepanjang pantai timur kawasan wisata taman impian jaya Ancol, Jakarta Utara. Kementerian Kelautan dan Perikanan menduga kematian ikan itu disebabkan ledakan populasi tumbuhan alga merah karena meningkatnya limbah.

Peneliti Balitbang Kementerian Kelautan dan Perikanan, Sri Turni Hartati memprediksi kematian ikan itu dikarenakan peningkatan populasi alga merah yang terlalu tinggi. Namun ia belum bisa memastikan hal itu karena menunggu analisa laboratorium. Alga merah tergolong salah satu jenis dari tumbuhan planton yang hidup di perairan terpapar sinar matahari.

"Sebabnya nutrien yang cukup tinggi. Dipicu cahaya yang cukup. Jadi oksigen berebut dengan ikan. Kita juga perlu melihat apakah insang ikannya tertutup planton," katanya pada Selasa (1/12).

Guna mengantisipasi kematian ikan terjadi lagi, ia menilai perlu memperbaiki pengelolaan limbah di wilayah pantai Jakarta. Sebab, peningkatan nutrien yang merupakan makanan alga dipicu dari limbah seperti detergen.

 "Jadi yang mati itu ikan pinggiran seperti ikan sembilang, belana, dan ketang-ketang. Analisa lengkapnya kita tunggu seminggu," katanya.

Selain itu,  penyebabnya peningkatnya populasi planton dipicu faktor lainnya seperti suhu, C02, dan nitrogen fosfor. Ia mengatakan jika faktor penyebab tumbuhnya alga meningkat maka populasi bisa meningkat lagi. Ia pun tidak bisa memprediksi kapan hal itu akan terjadi.

"Lebih dari 70 persen penyebab tumbuhnya alga asalnya dari limbah domestik seperti detergen, kita bangun masyarakat jangan buang langsung limbah ke air. Harus ada kerja masyarakat. Harus dibuatkan WC-WC komunal. Dibandingkan negara lain, pengelolaan limbah negara kita buruk," ungkapnya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement