Sabtu 28 Nov 2015 00:10 WIB

Pasar Minggu Kekurangan TPS

Rep: c33/ Red: Andi Nur Aminah
 Sampah menumpuk di jalan terminal Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Selasa (3/2), sebelum dibersihkan dan diangkut. oleh petugas.   (foto : MgROL34)
Sampah menumpuk di jalan terminal Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Selasa (3/2), sebelum dibersihkan dan diangkut. oleh petugas. (foto : MgROL34)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengelolaan sampah, menjadi masalah yang tak kunjung usai di Jakarta. Gubernur silih berganti, namun masalah sampah tidak berhenti mampir di kota metropolitan ini. Salah satu masalahnya yaitu kurangnya Tempat Pembuangan Sementara (TPS). Hal inilah yang terjadi di RW 08, Kelurahan Pejaten Timur, Kecamatan Pasar Minggu.

Pengurus TPS itu, Nurwandi mengakui kurang luasnya TPS kadang membuat sampah tidak teratur. Sejatinya TPS yang dijaga Nurwandi hanya diperuntukkan bagi warga RW 08 yang ingin membuang sampah. Namun nyatanya, warga dari RW 10,9 dan 7 turut membuang sampah di TPS itu.

"RW 10,9 dan 7 tidak punya TPS, makanya warganya buang sampah disini juga. Kan jadinya numpuk," katanya saat ditemui Republika.co.id pada Jumat, (27/11).

Ia mengatakan dalam sehari truk sampah datang mengangkut sampah TPS tersebut dua kali, baik pagi atau malam hari. Menurutnya, ketika sampah dalam kondisi amat menumpuk, dua kali truk sampah datang pun dirasanya kurang cukup. Apalagi ketika truk sampah kala itu tidak bisa memasuki TPST Bantar Gebang akibat dihadang warga Cileungsi.

"Waktu itu (penghadangan truk sampah), sampah disini jadi numpuk hingga luber ke jalanan. Tapi sekarang untugnya sudah diangkut lagi, jadi sampahnya sudah normal," ujarnya.

Berdasarkan pantauan di lapangan, sampah tidak nampak begitu menumpuk. Dari luas TPS sekitar 20 meter persegi, sampah hanya memenuhi setengahnya dan tidak ada penumpukan sampah. Nurwandi mengatakan hal itu terjadi karena sampah baru saja diangkut. 

Kondisi TPS di Pasar Minggu ini, sampah plastik, buah dan sayuran bersatu dalam satu tempat. Tak pelak, hal ini membuat bau sampah cukup tercium jika berada di dalam TPS yang hanya berpagarkan seng tanpa atap. Lalat-lalat pun terlihat turut meramaikan TPS itu. Lalu luberan air yang berbau bususk keluar dari tumpukan sampah ikut menggenangi TPS.

Beruntung, situasi itu hanya terjadi di kawasan TPS saja. Ketika melangkahkan kaki menjauh dari kawasan TPS, aroma tak sedap tidak begitu tercium lagi.  

Di luar TPS, hanya nampak satu dua sampah yang di buang sembarangan. Sehingga bisa dikatakan, warga kawasan tersebut cukup patuh membuang sampah. Salah seorang warga, Derry, mengatakan ia memang biasa membuang sampah di rumahnya di TPS tersebut. "Kita memang sudah disuruh buang sampah disini (TPS RW 08) supaya lebih teratur  sampahnya," katanya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement