REPUBLIKA.CO.ID, SUBANG -- Sejumlah warga Kabupaten Subang, Jabar mengeluhkan soal lambatnya pembuatan kartu tanda penduduk elektronik (E-KTP). Lebih dari tiga bulan, kartu tersebut tak kunjung selesai dicetak.
Alasannya, bahannya sampai saat ini belum ada. Kondisi ini jelas sangat merugikan bagi masyarakat.
Ika Kanipa (26 tahun), warga Kampung Bakan Lio, Desa Sawangan, Kecamatan Cipendeuy mengatakan dirinya sudah memohon KTP elektronik sejak setahun yang lalu. Dari mulai tingkat RT, desa sampai kabupaten.
Bahkan ia sudah melakukan pemotretan dan rekam sidik jari. Namun, sampai saat ini KTP tersebut tak kunjung selesai.
"Saya sudah bolak-balik Karawang-Subang untuk menanyakan kejelasan E-KTP itu," ujarnya yang menjadi buruh di Kabupaten Karawang tersebut, kepada Republika.co.id, Jumat (27/11).
Menurut Ika, kondisi ini sangat merugikan. Dirinya yang menjadi buruh urban, sangat memerlukan kartu identitas ini.
"Ada apa dengan pemerintah kita ini? Masa, membuat e-KTP sangat sulit sekali," ujarnya dengan nada tinggi.
Kepala Disdukcapil Kabupaten Subang Dadang Kurnianudin membenarkan kondisi itu. Sampai saat ini, ada 6.000 pemohon e-KTP yang belum bisa terlayani. Alasannya, lebih dari sebulan alat pencetak e-KTP tak bisa dioperasikan.
"Lumpuhnya proses pencetakan e-KTP akibat kami kehabisan material tinta pencetakan," ujarnya.
Stok tinta sudah habis sejak 9 September lalu. Kondisi ini, sebenarnya telah dilaporkan ke Pemprov Jabar. Tetapi, sampai saat ini tak ada solusi.