Terakhir, lanjut dia, klarifikasi ini untuk meluruskan polemik yang terjadi di media sosial. "Saya sama sekali tak keberatan puisi itu dibacakan di televisi. Namun jika memang ada pihak yang mengklaim bahwa puisi itu adalah karyanya, mungkin ini menunjukkan ironi pendidikan kita yang lainnya: Plagiarisme," tulis Fahd.
Tentang semua ini, lanjut dia, tak ada yang perlu disalahkan. "Namun mari terus melakukan kerja perbaikan. Mari terus berkarya. Karya yang tak menjiplak, tentu saja," katanya.
Sebelumnya, Kamis (26/11) guru berprestasi dari Batu Jawa Timur, Istiqomah Almaky, membacakan puisi berjudul "SOS" dalam acara Mata Najwa. Puisi tersebut diklaim merupakan sebuah curhatan dari salah seorang muridnya.
Istiqomah Almaky pun ikut mengomentasi status akun Facebook Fahd, sekaligus meminta maaf atas kejadian tersebut. "Salam. Mas Fahd Pahdepie saya sudah mencoba mengklarifikasi ke anaknya.
Saya sebagai gurunya mohon maaf. Sayalah yg harus diberi sanksi moral dan sosial. Bukan anaknya," tulisnya.
Istiqomah Almaky berjanji akan membimbingnya dan berharap tidak ada tindakan lebih jauh. "Kasihan dia masih anak2," tulisnya.