REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Direktur Eksekutif Pusat Kajian Politik Universitas Indonesia (Puskapol UI) Sri Budi Eko Wardani mengatakan proses Pilkada serentak di Kota Depok, Jawa Barat yang digelar 9 Desember 2015 menunjukkan masih jauh dari kondisi optimal.
"Lemahnya sosialisasi atas informasi Pilkada menjadi masalah utama dalam proses Pilkada yang ada," katanya dalam acara seminar nasional Hasil Survei Aspirasi Warga Mengenai Permasalahan Kota Menjelang Pemilihan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Depok 2015 di kampus UI Depok, Kamis (26/11).
Dhani sapaan akrab Sri Budi Eko Wardani mengatakan padahal antusiasme warga yang masih tinggi untuk terlibat dalam proses pilkada itu sendiri. Antusiasme diiringi keinginan untuk berpartisipasi secara aktif ditunjukkan dengan mengusulkan tawaran-tawaran program untuk menyelesaikan masalah di Kota Depok.
"Ketimpangan antara antusiasme dan informasi ini tentu saja harus disikapi secara serius oleh para penyelenggara dan kontestan pilkada sebagai upaya untuk memastikan Pilkada Depok dapat mendorong partisipasi warga dalam menghasilkan pemimpin daerah yang berkualitas," ujarnya.
Puskapol UI melakukan survei yang pengumpulan datanya dilakukan pada 27 Oktober sampai 6 November 2015. Secara metodologi survei dilakukan di 63 kelurahan yang tersebar di 11 kecamatan dalam wilayah Kota Depok.
Responden survei merupakan warga yang punya hak pilih dalam Pilkada Depok. Pengambilan sampel survei dilakukan dengan prinsip probability sampling menggunakan metode multi-stage stratified random sampling. Pengambilan sampel melalui wawancara tatap muka dengan menggunakan instrumen kuisioner.
Asumsi populasi pemilih adalah 1.221.981 pemilih. Jumlah responden yang diwawancarai sebanyak 630 prang dengan margin of eror dari peneliti ini sebesar 3,99 persen.
Pilkada Kota Depok Jawa Barat diikuti oleh dua pasangan calon, yaitu Dimas Oky Nugroho dan Babai Suhaimi yang diusung oleh PDI Perjuangan, PKB, PAN dan Nasdem. Pasangan calon ini mendapat nomor urut 1.
Sedangkan pasangan calon nomor urut 2 yaitu Idris Abdul Shomad dan Pradi Supriatna yang diusung oleh PKS dan Gerindra serta didukung oleh Partai Demokrat.