Kamis 26 Nov 2015 17:06 WIB

Polri Diminta Benahi Polair untuk Mendukung Program Kemaritiman

 Dua kapal patroli milik Polair Mabes Polri mengamankan kapal tanker Norgas Cathinka asal Singapura yang menabrak KMP Bahuga Jaya hingga tenggelam di Perairan Bakauheni, Lampung, Rabu (26/9).
Foto: Antara/Kristian Ali
Dua kapal patroli milik Polair Mabes Polri mengamankan kapal tanker Norgas Cathinka asal Singapura yang menabrak KMP Bahuga Jaya hingga tenggelam di Perairan Bakauheni, Lampung, Rabu (26/9).

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Profesor Riset LIPI, Hermawan Sulistyo meminta Polri khususnya Kepolisian Perairan (Polair) untuk membenahi diri. Ini dilakukan untuk mendukung cita-cita negara menjadi poros maritim dunia.

"Dalam kerangka optimalisasi peran Polri dalam kemaritiman menuju Indonesia sebagai poros maritim dunia adalah perlunya pembenahan dan penambahan berbagai sarana dan prasarana," kata Hermawan saat    menjadi pembicara dalam seminar sehari bertajuk "Peran Polri dalam Mendukung Indonesia Sebagai Poros Maritim" yang diselenggarakan oleh Pasis Sespimma Polri Angkatan 54 di Kantor Kementerian Kelautan dan Perikanan, Jakarta, Kamis (26/11).

Selain sarana dan prasarana, yang perlu dibenahi oleh Polri juga menyangkut sumber daya manusia serta dukungan anggaran yang memadai. Khususnya, kepada Polair agar bisa menjalankan tugasnya dalam penegakan hukum di kemaritiman Indonesia.

Ketua Komisi III DPR, Azis Syamsuddin setuju jika  Polair dilengkapi dengan sarana an peralatan yang lebih modern. Tujuannya, agar bisa mengimbangi perkembangan lingkungan strategis dan tantangan tugas yang dihadapi seperti penambahan kapal patroli.

Namun, dengan keterbatasan yang dimiliki oleh Polair saat ini, Azis mengapresiasi Polair dalam pelaksanaan tugas dan pengabdiannya telah menunjukkan keberhasilan dalam menunaikan tugasnya.  Baik pada kegiatan rutin maupun operasi kepolisian untuk menanggulangi kejahatan di laut. "Terutama di jalur laut sepanjang Selat Malaka, Selat Filipina, Natuna, Kalimantan Timur, Maluku, dan Papua yang lautnya sering disalahgunakan oleh kapal berbendera asing," kata Azis.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement