Rabu 25 Nov 2015 19:41 WIB

Dedi Mulyadi Jelaskan Makna dari Sampurasun

Rep: Ita Nina Winarsih/ Red: Angga Indrawan
Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi.
Foto: Republika/Amin Madani
Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi.

REPUBLIKA.CO.ID, PURWAKARTA -- Bagi sebagian masyarakat Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, sudah tak asing lagi dengan kata Sampurasun. Salam Sunda itu selalu disuarakan saat ada kegiatan resmi di lingkungan pemkab, ataupun untuk saling menyapa antarsesama.

Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi mengatakan, Sampurasun itu terdiri dari dua kata. Yaitu, Sampuring dan Ingsun. Makna dari kata ini, ajakan seseorang untuk berbuat kemuliaan dalam hidup. Dengan bahasa sederhananya, Sampurasun artinya menyempurnakan diri.

(Baca Juga: Kata Sampurasun Dipelesetkan, Acil Bimbo: 'Ini Bukan Bercanda Lagi'). 

"Sampurasun ini intinya tentang ajakan penyempurnaan hidup," ujar Dedi kepada Republika.co.id, Rabu (25/11).

Sempurna yang dimaksud, yaitu menyempurnakan mata supaya semakin tajam penglihatannya. Menyempurnakan telinga, untuk memertajam pendengaran. Menyempurnakan lidah supaya tidak asal bicara yang berbuntut bisa menyakiti perasaan orang lain. 

Semua kesempurnaan itu, bermuara dari hati. Salam Sunda itu, kata dia, selalu diucapkan dari dalam hati yang paling dalam. Sampurasun tidak bisa diplesetkan atau diparodikan. Nanti, lanjutnya, makna sesungguhnya akan hilang.

"Karena itu, saya sangat menyayangkan bila ada tokoh besar dari organisasi keagamaan, yang telah memplesetkan salam tersebut. Berarti, dia telah menghina budaya leluhur kami," ujarnya. 

Baca: Bupati Purwakarta Ingin Habib Rizieq Minta Maaf 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement