Rabu 25 Nov 2015 12:59 WIB

Insinyur Muda ASEAN Harus Berani Kerja Sama Tingkat Internasional

Ketua dan Sekjen FAM PII Doddy Matondang dan Mahir Bayasut beserta delegasi Indonesia.
Foto: Ist
Ketua dan Sekjen FAM PII Doddy Matondang dan Mahir Bayasut beserta delegasi Indonesia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekitar 1.000 insinyur di Asia Tenggara menggelar pertemuan insinyur se-ASEAN ke-33 di Penang, Malaysia pada 22 hingga 26 November 2015. Di sela-sela pertemuan itu juga digelar pertemuan insinyur muda ASEAN atau Young Engineers of ASEAN Federation of Engineering Association (YEAFEO) ke-22.

Indonesia mengirimkan sebanyak 34 delegasi. Mereka akan turut bertukar pikiran seputar perkembangan terkini dunia keinsinyuran dan tren yang ada di Indonesia. Ketua Forum Anggota Muda Persatuan Insinyur Indonesia (FAM-PII) Doddy Matondang, turut hadir dalam pertemuan tersebut.

Doddy mengatakan, saat ini yang menjadi tantangan bagi negara Asia Tenggara adalah kepemimpinan. “Oleh karena itu, penting bagi generasi muda ASEAN untuk berani memulai dan mengambil peran dalam kerja sama tingkat internasional,” kata Doddy saat presentasi di depan ratusan insinyur muda se-ASEAN dalam keterangan persnya yang diterima Republika.co.id di Jakarta, Rabu (25/11).

YEAFEO adalah organisasi yang menaungi seluruh insinyur muda di wilayah regional Asia Tenggara dan beberapa negara lain, seperti Jepang, Hong Kong dan Taiwan. Setiap tahun, para insinyur muda di dalam organisasi YEAFEO bertemu untuk membahas beberapa konsep kerja sama yang bisa dilakukan, baik dalam hal akademis maupun nonakademis.

Doddy menjelaskan, untuk memajukan sebuah kawasan, ASEAN memerlukan tiga sumber daya, yakni sumber daya alam (SDA), sumberdaya manusia (SDM), dan sumberdaya kepemimpinan (SDK). Dari tiga hal tersebut, permasalahan alam dan manusia tidak menjadi hambatan. Yang justru menjadi tantangan adalah kepemimpinan.

Sekretaris Jenderal (Sekjen) FAM-PII Mahir Bayasut, yang dipercaya menjadi pimpinan working group YEAFEO untuk bidang disaster anticipation management mengatakan, insinyur muda ASEAN harus bersiap untuk membangun kepercayaan diri, memperkaya diri dengan ilmu dan jaringan.

Tidak hanya itu, kata dia, delegasi juga bisa belajar dari pengalaman yang pernah dialami negara-negara di Asia Tenggara. “Seperti bencana asap yang baru-baru ini terjadi di Indonesia,” kata Mahir.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement