REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Isu perlindungan terhadap perempuan belum banyak didengungkan oleh calon kepala daerah di Pilkada serentak. Padahal pelaksaanaan Pilkada serentak tinggal tersisa kurang dari tiga pekan lagi.
Hal itu yang kemudian menurut Direktur Eksekutif Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem) Titi Anggraini penting menjadi pertimbangan pemilih untuk memilih calon kepala daerahnya. “Tidak banyak isu perlindungan perempuan dan anak menjadi prioritas dalam visi misi pasangan calon,” ujar Titi saat dihubungi Republika.co.id, Selasa (24/11).
Ia mengatakan, padahal isu perempuan dan anak itu berkaitan erat dengan isu krusial lainnya seperti kemiskinan dan pendidikan. Sehingga, jika ada pasangan calon yang menjadikan isu tersebut sebagai fokus dalam pemerintahannya ketika terpilih, patut untuk dipertimbangkan untuk dipilih. “Jadi memang semestinya pemilih bisa melihat isu-isu ini layak dipertimbangkan,” ujarnya.
Titi menambahkan, hal ini pula yang perlu ditekankan calon kepala daerah perempuan yang maju dalam Pilkada. Pasalnya, para calon perempuanlah menjadi tumpuan untuk mengedepankan isu perempuan.
“Karena mereka lebih mengerti, dalam memperjuangkan isu perlindungan perempuan, pemenuhan hak-hak dasar perempuan dan anak serta mensukseskan kebijakan yang mampu menghentikan perkawinan anak,” ungkapnya.
Selain itu, ia juga mendorong perempuan untuk percaya diri berkompetisi dalam Pilkada serentak yang didominasi oleh calon kepala daerah maupu wakil kepala daerah dari laki-laki. Menurutnya, kesempatan perempuan untuk berpartisipasi aktif sebagai calon kepala daerah pada pilkada serentak sangat luas meskipun jumlahnya masih minim di Pilkada.