REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG SELATAN -- Plt Sekda Tangerang Selatan, Muhammad membantah pernyataan Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (Fitra) yang menyebut dana hibah dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Perubahan (APBD-P) Tangerang Selatan 2015 melonjak. Muhammad menilai, pernyataan Fitra tendensius menjelang Pilkada Tangsel yang akan digelar 9 Desember 2015 mendatang.
Muhammad membantah ada lonjakan dana hibah Pemkot Tangsel. Bahkan menurut Muhammad soal dana hibah belum ada pembahasan. "Jadi itu pernyataan (Fitra) tidak benar, soal dana hibah kita sesuai prosedur," kata Muhammad saat dihubungi wartawan, Selasa (24/11).
Selama ini, kata Muhammad, penyaluran dana hibah sudah sesuai aturan. Penyalurannya menurut Muhammad, sudah sesuai dengan peruntukannya. Tidak ada penerima fiktif dana hibah Tangsel.
Menurut dia, dalam pelaksanaan hibah Pemkot Tangsel mengacu pada aturan Kementerian Dalam Negeri. Penyalurannya, kata dia, dilakukan secara transparan karena berdasar kebutuhan masyarakat.
"Kita pastikan penyaluran dana hibah sesuai ketentuan, semua jelas penerima dan alamat penerimanya. Kalau tidak jelas tidak akan kita berikan," ujar Muhammad.
Ketua Tim Media Airin, Verry Muchlis berpendapat, jumpa wartawan yang dilakukan Fitra sudah masih ranah Pilkada. Menurut dia, tendensi dan setting issunya bisa dengan mudah dibaca.
"Aneh, jika Fitra membahas hanya kasus Pilkada Tangsel di tengah ratusan Pilkada lain di Indonesia, lebih aneh lagi mereka sampai pada kesimpulan bahwa organisasi penerima hibah adalah para petugas pemenangan. Saya kira organisasi itu bisa ramai-ramai menggugat Fitra," kata Very.
Menurut Very, kenaikan dana hibah tersebut dalam taraf wajar karena dipergunakan untuk pembangunan menata Tangsel. "Diketahui, baru empat tahun Tangsel menjadi kota mandiri. Tentunya banyak pembenahan yang perlu dilakukan."