REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON -- Menghadapi musim giling 2016, para petani tebu rakyat di Jabar membutuhkan dana segar untuk kebutuhan modal produksi. Kebutuhan dana segar diprediksi sebesar Rp 140 miliar. Mereka berharap, pihak perbankan bisa memenuhi kebutuhan modal tersebut sepenuhnya.
Besaran modal itu berdasarkan perhitungan kebutuhan dana pinjaman dari program Kredit Ketahanan Pangan dan Energi (KKPE) Tebu Rakyat. Program KKPE merupakan program dari pemerintah yang memberikan subsidi bunga pinjaman bank untuk modal usaha sejumlah komoditas, salah satunya tebu rakyat.
Sekretaris Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) Jawa Barat, Haris Sukmawan mengakui adanya kekhawatiran di kalangan petani tebu di Jabar mengenai ketersediaan dana segar untuk modal usaha tebu rakyat dari program KKPE.
Berdasarkan informasi yang diterima APTRI Jabar, alokasi pinjaman dari program KKPE untuk tebu rakyat di Jabar pada 2016 hanya Rp 77 miliar atau kurang Rp 63 miliar dari total kebutuhan modal sebesar Rp 140 miliar.
"Kalau modalnya kurang, ya akan bisa bakal menghambat produksi tebu," kata pria yang biasa disapa Wawan itu, Selasa (24/11).
Wawan berharap, pihak perbankan yang menjadi penyalur kredit program KKPE Tebu Rakyat bisa mengucurkan pinjaman modal yang kebutuhan para petani tebu. Diharapkan hal itu bisa membantu pencapaian target produksi.
Selain permasalahan modal, tebu rakyat di Jabar juga dihadapkan pada masalah berkurangnya lahan tebu, terutama di Kabupaten Cirebon yang merupakan sentra tebu. Hal itu menyusul kerugian yang dialami petani tebu dalam beberapa tahun terakhir akibat rendahnya rendemen dan harga gula serta gempuran gula impor.