REPUBLIKA.CO.ID, KARAWANG -- Kabupaten Karawang, Jabar, sejak dulu terkenal dengan sebutan lumbung padi nasional. Selain itu, wilayah yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Bekasi, Purwakarta, dan Subang ini, juga terkenal sebagai kawasan industri terbesar se Asia Tenggara. Akan tetapi, ironisnya angka pengangguran di wilayah ini masih cukup tinggi.
Berdasarkan data dari Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi setempat, selama 2015 ini angka pengangguran sekitar 114 ribu. Angka ini, masih cukup tinggi. Bahkan, dengan sebutan kota industri, ternyata tak bisa mengatasi permasalahan pengangguran tersebut.
"Angka penganggurannya memang masih tinggi," ujar Ahmad Suroto, Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Karawang, kepada Republika, Senin (23/11).
Menurut Suroto, hasil penelusuran pihaknya, ada sejumlah faktor yang menyebabkan masih tingginya angka pengangguran ini. Seperti, rendahnya pendidikan angkatan kerja. Sebab, sampai saat ini mayoritas generasi muda di Karawang hanya lulusan SD dan SMP.
Kemudian, rendahnya keterampilan pencari kerja. Sehingga, mereka sulit bersaing dengan pelamar lainnya. Serta, tak bisa menjawab kebutuhan dunia industri. Lalu, terbatasnya lowongan pekerjaan di sektor formal. Terakhir, karena faktor tingginya pencari kerja pendatang dari luar Karawang.
Faktor-faktor tersebut, yang menyebabkan warga Karawang masih banyak yang menganggur. Sedangkan, generasi mudanya tak bersedia terjun ke sektor pertanian. Mereka, lebih berharap bisa bekerja di sektor industri. Sedangkan, untuk kerja di sektor industri mereka kurang memenuhi syarat. "Untuk meminimalisasi pengangguran ini, perlu penanganan lintas sektoral," ujar Suroto.
Tak hanya itu, lanjut Suroto, angka pengangguran ini ditambah dengan adanya warga yang jadi pengangguran baru. Apa pasalnya? Selama 2015 ini, ada dua perusahaan di Karawang yang berhenti produksi alias bangkrut.
Dua perusahaan tersebut, masing-masing PT Anton Textile. Serta, PT Hebel. Dari dua perusahaan itu, 350 warga Karawang resmi jadi pengangguran baru.
"PHK juga jadi salah satu faktor penyebab, bertambahnya jumlah pengangguran," ujarnya.