Senin 23 Nov 2015 09:18 WIB

Program Jateng Jadi Lumbung Pangan Nasional Direspons Positif

Rep: Edy Setiyoko/ Red: Indah Wulandari
Sejumlah petani garam mengeruk garam saat panen raya di Desa Kaliwlingi, Brebes, Jawa Tengah, Selasa (10/11).
Foto: Antara/Oky Lukmansyah
Sejumlah petani garam mengeruk garam saat panen raya di Desa Kaliwlingi, Brebes, Jawa Tengah, Selasa (10/11).

REPUBLIKA.CO.ID,KLATEN -- Program peningkatan produksi dan pemasaran beras unggulan dan menjadi lumbung pangan nasional yang dicetuskan oleh Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo direspons positif.

Gubernur juga meluncurkan program peningkatan produksi dan pemasaran beras unggulan di Desa Towangsan, Kecamatan Gantiwarno, Kabupaten Klaten, beberapa hari lalu.

''Kami optimistis, program ini makin memantapkan ketahanan pangan di Jateng,'' kata Kepala Dinas Petanian dan Tanaman Pangan Kabupaten Klaten Wahyu Prasetyo, Senin (23/11).

Wahyu berharap, program ini juga mampu memperkuat posisi Jateng sebagai lumbung padi nasional. Semua ini, lanjut dia, pada gilirannya mampu meningkatkan kesejahteraan petani. Petani menjadi tuan di negeri sendiri.

Program peningkatan produksi dan pemasaran beras unggulan ini, bertujuan untuk meningkatkan pendapatan 10 ribu keluarga petani padi anggota 58 Gapoktan (Gabungan Kelompok Tani) penerima program Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat (LDPM) yang tersebar di 29 kabupaten/kota di Jateng.

Menurut Ketua Yayasan Jawa Tengah Berdikari Witoro, program ini terselenggara berkat kerjasama dengan tujuh lembaga. Diantaranya, Badan Ketahanan Pangan Jawa Tengah, Bank Jateng, PT Unggul Niaga Selaras, PT Smart Berdikari, ICCO South East Asia & Pacific, VECO, dan Yayasan Jawa Tengah Berdikari.

Ketujuh lembaga ini, kata Witoro, membentuk konsorsium. Kemudian menyumbang tenaga dan dana senilai 1,9 juta Euro untuk program selama 4,5 tahun. Dari dana itu, Pemerintah Belanda melalui program FDOV menyubsidi 45 persen.

Lewat program ini, petani didukung untuk memperoleh benih padi dan pupuk berkualitas, serta teknologi budidaya yang tepat. Sehingga dapat meningkatkan produktivitas dan kualitas padi yang dihasilkan.

''Kedepan, kami juga memfasilitasi Gapoktan, agar menjadi koperasi atau PT berupa Badan Usaha Milik Petani,'' tambahnya.

Seperti diketahui, peluncuran program ini ditandai dengan kegiatan tanam padi bersama Gubernur Ganjar  menggunakan mesin penanam (transplater). Harapannya, mampu memperkuat posisi Jateng sebagai lumbung padi nasional, serta meningkatkan kesejahteraan petani.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement