REPUBLIKA.CO.ID, JAYAPURA -- Kepala Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Jayapura, Abdul Petonegan mengungkapkan, cakupan layanan air bersih untuk Kota dan Kabupaten Jayapura baru mencapai 39 persen rumah penduduk.
"Hingga saat ini layanan air bersih baru di Kota dan Kabupaten baru mencapai 39 persen," ujarnya di Jayapura, Kamis (19/11).
Diakuinya, pertumbuhan penduduk dan pembangunan di dua daerah tersebut sangat pesat, sehingga PDAM kesulitan untuk meningkatkan jumlah layanan air bersih ke rumah-rumah warga.
Abdul mengemukakan, kini ada kerja sama antara Pemkot Jayapura dan Konsultan dari Israel terkait tekhnologi air bersih.
Hanya saja, diingatkannya bahwa hal itu belum tentu cocok di terapkan di Jayapura. "Ada beberapa tahapan dan penyesuain serta membutuhkan biaya yang cukup tinggi. Pasalnya, sekarang PDAM di Kota Jayapura dengan efektifitas penagihan pelanggan yang belum tertagih hingga 60 persen atau sekitar Rp 40 miliar piutang PDAM kepada masyarakat," kata dia.
Menurutnya, jika tidak bisa menerapkan teknologi dari Israel tersebut paling tidak pihaknya bisa mengabil pengalaman-pengalamannya dalam mengolah air limbah untuk dijadikan air layak pakai.
Ia pun memandang, agar masalah layanan air bersih bisa diselesaikan, perlu kerja sama antara pemangku kepentingan agar ada solusi yang bisa diterima oleh semua pihak.
"Kami harus bisa duduk bersama - sama agar mereka bisa melihat kira - kira apa yang kami butuh di Kota Jayapura ini sehingga kami bisa melangkah pada kerja sama itu," ujar Abdul.