Kamis 19 Nov 2015 20:38 WIB

Kesenian Angklung Dinilai Perlu Masuk Kurikulum

Red: Nur Aini
Gubernur Jabar Ahmad Heryawan (kiri), Menteri Pariwisata Arif Yahya (keempat kanan) dan Wali Kota Bandung Ridwan Kamil (ketiga kanan) saat pemecahan rekor “Guinness World Records 20.000 Angklung” di Bandung, Kamis (23/4). (Republika/Edi Yusuf)
Foto: Edi Yusuf/Republika
Gubernur Jabar Ahmad Heryawan (kiri), Menteri Pariwisata Arif Yahya (keempat kanan) dan Wali Kota Bandung Ridwan Kamil (ketiga kanan) saat pemecahan rekor “Guinness World Records 20.000 Angklung” di Bandung, Kamis (23/4). (Republika/Edi Yusuf)

REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON -- Kesenian Angklung yang menjadi salah satu warisan dunia belum dijadikan kurikulum sekolah di Indonesia termasuk di Jawa Barat. Padahal, di negara lain Korea Selatan dan Malaysia, angklung sudah menjadi kurikulum sekolah.

Manager Program Yayasan Saung Angklung Udjo Dudi Darma Bakti mengatakan selama ini angklung baru masuk ekstra kulikuler 70 persen sekolah yang ada di Jabar.

"Setelah kami mengadakan penelitian terhadap sekolah yang ada di 27 kabupaten dan kota di Jabar baru 70 persen sekolah yang menjadikan angklung sebagai ekstra kulikuler dan itu masih tertinggal dengan negara Korea dan Malaysia kedua negara tersebut sudah menjadikan angklung sebuah kurikulum," katanya di Cirebon, Kamis (19/11).

Dari 70 persen sekolah yang mempunyai ekstra kulikuler angklung baru 10 persen yang aktif. Sedangkan, 60 persennya tidak mempunyai guru pembimbing untuk kesenian angklung dan sisanya yang 30 persen belum punya alat musik angklung.

"Baru 10 persen saja yang aktif dalam ekstra kulikuler musik tradisional angklung dan kebanyakan dari sekolah masih kekurangan pengajar angklung," ujarnya.

UNESCO telah menetapkan angklung sebagai warisan budaya tak benda dunia yang harus dilestarikan bangsa Indonesia.

"Seharusnya di Jabar angklung dijadikan sebuah kurikulum dan jangan kalah sama negara tetangga yang sudah menjadikan angklung sebagai kurikulum," ungkapnya.

Ia menuturkan sudah beberapa kali dari pihak Yayasan Saung Angklung Udjo mengirimkan pelatihnya untuk melatih kesenian angklung di luar negeri. Baru-baru ini kepala Yayasan tersebut melatih guru TK yang ada di Malaysia dan sebanyak 330 TK sudah menjadikan angklung sebagai kurikulum.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement