REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Pemerintah Prancis masih terus berupaya untuk mengetahui apakah pemimpin aksi terorisme di Kota Paris Abdelhamid Abaaoud ikut terbunuh dalam serangan yang dilakukan polisi di sebuah flat di Saint Denis. Serangan yang dilakukan polisi tersebut merupakan upaya Prancis membunuh sel-sel teror.
Jaksa Kota Paris Francois Molins mengatakan, Abaaoud tidak termasuk delapan orang yang ditangkap oleh kepolisian di pinggiran Paris, Saint Denis.
Seperti dilansir BBC, Kamis, (19/11), Washington Post menyebutkan kalau Abaaoud sudah mati ditembak oleh polisi yang menyerang flatnya. Namun Molins menyebutkan kalau pihaknya belum mengetahui jumlah orang yang mati akibat serang itu. Ia juga belum mengidentifikasi siapa saja yang terbunuh dalam serangan itu.
"Setidaknya ada dua orang mati terbunuh dalam serangan di Saint Denis. Namun identitasnya masih belum diketahui," kata Molins.
Dalam serangan itu, polisi menggunakan drone dan robot yang berkamera. Robot digunakan untuk melihat bagaimana kondisi di dalam flat yang penuh puing-puing.
"Mayat-mayat yang ditemukan terpotong-potong mungkin akibat terkena ledakan granat. Makanya susah diketahui identitasnya," ujar Molins.