Selasa 17 Nov 2015 15:21 WIB

JK Akui Tegur Setya Novanto Soal Dugaan Pencatutan Nama Presiden dan Wapres

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Bilal Ramadhan
Ketua DPR Setya Novanto (kanan) menjawab pertanyaan wartawan seusai melakukan pertemuan tertutup dengan Wakil Presiden Jusuf Kalla di Kantor Wapres, Jakarta, Senin (16/11).
Foto: Antara/Yudhi Mahatma
Ketua DPR Setya Novanto (kanan) menjawab pertanyaan wartawan seusai melakukan pertemuan tertutup dengan Wakil Presiden Jusuf Kalla di Kantor Wapres, Jakarta, Senin (16/11).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden Jusuf Kalla mengaku telah menegur Ketua DPR RI Setya Novanto terkait pencatutan nama Presiden dan Wakil Presiden dalam renegosiasi dengan PT Freeport Indonesia. Teguran ini disampaikannya saat Setya Novanto atau yang akrab dipanggil Setnov menghadap JK di kantor Wakil Presiden, Jakarta, Senin (16/11) kemarin.

Kendati demikian, tambah JK, Setnov mengaku kepada JK tak terlibat dalam masalah pencatutan nama kedua pemimpin negara tersebut. "Ya tentu pastilah, tapi dia kan masih mengatakan tidak terlibat. Jadi kita tunggu saja," kata JK di Bandara Halim Perdana Kusuma, Jakarta, Selasa (17/11).

(Baca: Ini Pernyataan Resmi Setya Novanto Terkait Tudingan Mencatut Nama Jokowi)

Tak hanya Wapres, menurut JK, Presiden Joko Widodo juga mengungkapkan kemarahannya terhadap oknum anggota DPR yang menjual namanya kepada perusahaan tambang tersebut. "Ya pastilah. Siapa tidak marah kalau dijual-jual namanya," tambah JK.

Kemarin, Setnov diketahui memang menemui Wapres JK di kantor Wakil Presiden. Ia mengaku pertemuannya dengan JK dilakukan untuk mengklarifikasi tudingan terhadapnya terkait masalah ini.

(Baca: PDIP: Setya Novanto Harus Mundur)

Seperti diketahui, sebelumnya Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Sudirman Said menyebut adanya politisi berpengaruh di DPR RI yang mencatut nama Presiden dan Wakil Presiden dalam negosiasi terkait perpanjangan masa kontrak dengan perusahaan tambang Freeport.

Menurut Sudirman politikus itu juga meminta jatah saham Freeport untuk diberikan kepada presiden dan wakil presiden. Belakangan dalam wawancara ekslusif dalam program 'Mata Najwa' di Metro TV, Sudirman membenarkan politisi yang dimaksud adalah Ketua DPR Setya Novanto.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement