Selasa 17 Nov 2015 15:14 WIB

KAI Buka Klinik Kesehatan dengan Kereta Khusus Ini

Rep: Yulianingsih/ Red: Nur Aini
Pekerja melakukan perawatan sistem rem dan sistem pendingin ruangan pada gerbong kereta api kelas ekonomi, di Depo Kereta Poncol Semarang, Jateng, Senin (6/7). (Antara/R. Rekotomo)
Pekerja melakukan perawatan sistem rem dan sistem pendingin ruangan pada gerbong kereta api kelas ekonomi, di Depo Kereta Poncol Semarang, Jateng, Senin (6/7). (Antara/R. Rekotomo)

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- PT Kereta Api Indonesia (KAI) saat ini tengah menyiapkan operasional Kereta Kesehatan atau real clinic. Kereta yang sedianya diluncurkan pada 10 November atau tepat saat Hari Pahlawan tersebut hingga kini masih dalam perbaikan di Balai Yasa Daerah Operasional (Daop) VI Yogyakarta.

"Kita masih tunda sekitar dua minggu ke depan karena masih harus melengkapi beberapa alat," ujar Direktur Utama PT  KAI, Edi Sukomoro, di Yogyakarta, Selasa (17/11).

Menurutnya, KA kesehatan ini merupakan upaya dalam tanggungjawab sosial ke masyarakat. Untuk tahap awal kereta kesehatan ini baru satu dan dibuat di Balai Yasa Yogyakarta. Ke depan tidak menutup kemungkinan KA kesehatan ini akan ditambah. Kereta ini tidak hanya melayani masyarakat pinggir rel KA di Yogyakarta di bidang kesehatan namun juga di beberapa daerah lain di Indonesia terutama di daerah bencana.

Sementara itu, Executive Vice President (EVP) PT KAI Daop VI Hendy Helmi mengatakan, kereta kesehatan tersebut dibuat memanfaatkan gerbong kereta rel diesel yang disulap layaknya ruang pemeriksaan kesehatan dilengkapi dengan berbagai fasilitas penunjang. Fasilitas tersebut di antaranya ruang pemeriksaan umum, pemeriksaan gigi, ruang farmasi dan laboratorium.    

 

"Kereta ini  melayani pemeriksaan kesehatan secara umum, atau pemeriksaan kesehatan yang sifatnya preventif, bukan untuk tindakan lanjut seperti bedah," katanya.

Kereta kesehatan ini akan melayani masyarakat di sepanjang jalur yang dilalui kereta api, khususnya di daerah-daerah yang selama ini dinilai rawan gangguan, misalnya banyak terjadi kasus pelemparan batu ke kereta yang melintas. Kereta ini juga  tidak disambung dengan kereta komersil, tetapi dijalankan sendiri. 

"Nantinya, tidak hanya digunakan di Daop VI saja tetapi di seluruh wilayah Indonesia yang memiliki jalur kereta," katanya.

Keberadaan kereta ini diharapkan mampu meningkatkan kesadaran seluruh masyarakat untuk selalu menjaga kereta karena kereta juga memberikan manfaat bagi mereka. Dengan begitu diharapkan tidak akan ada perjalanan kereta akibat ulah iseng manusia.

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement