Senin 16 Nov 2015 17:02 WIB

Indramayu Paling Rawan Bencana Banjir

Rep: Lilis Handayani/ Red: Winda Destiana Putri
Banjir
Foto: VOA
Banjir

REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU -- Kabupaten Indramayu dinilai sebagai daerah di wilayah Korem 063/Sunan Gunung Jati yang paling rawan bencana, terutama banjir.

Petugas gabungan dari TNI/Polri, BPBD dan SAR pun dilatih dan disiapkan agar dapat melakukan penanganan bencana secara cepat dan tepat.

''Indramayu menjadi tempat pembuangan air dari daerah-daerah hulu sehingga rawan banjir,'' ujar Danrem 063/Gunung Jati, Kolonel (Inf) Sutjipto, saat ditemui usai memimpin Upacara Pembukaan Latihan Penanggulangan Bencana Alam Terpadu TA 2015 dan Apel Kesiapan Menghadapi Bencana Alam di Wilayah Korem 063/Sunan Gunung Jati, di Alun-alun Kabupaten Indramayu, Senin (16/11).

Adapun daerah di wilayah Korem 063/Gunung Jati, yakni Kabupaten/Kota Cirebon, Kabupaten Indramayu, Kabupaten Kuningan, Kabupaten Majalengka, Kabupaten Subang, Kabupaten Karawang dan Kabupaten Purwakarta.

Untuk menghadapi bencana tersebut, para personil, baik TNI/Polri, BPBD dan SAR harus benar-benar siap dan memahami tupoksinya masing-masing. Karena itulah diadakan pelatihan penanggulangan bencana alam terpadu.

Pelatihan yang berlangsung 16-22 November 2015 itu dipusatkan di Kabupaten Indramayu. Selama pelatihan, sekitar 300 personil gabungan diberikan pemahaman berupa teori dan praktek penanganan dan penanggulangan bencana alam, terutama banjir.

''Terjadinya bencana tidak tahu waktu, jadi perlu antisipasi, terutama di medan yang sering terjadi bencana,'' tegas Sutjipto.

Sutjipto menambahkan, pihaknya pun mendorong BBWS dan PSDA untuk mengatasi tanggul-tanggul yang rawan jebol. Dia berharap, antisipasi bencana banjir bisa dilakukan sedini mungkin.

''Seluruh lapisan masyarakat, mulai dari tingkat RT, RW, kelurahan, kecamatan dan kabupaten harus sudah punya protap penanggulangan bencana. Jangan apatis,'' kata Sutjipto.

‪Kepala Pelaksana BPBD Indramayu, Edi Kusdiana menjelaskan, kegiatan itu dimaksudkan sebagai upaya untuk mengetahui dan mengukur kekuatan berbagai pihak yang terlibat langsung dalam penanganan bencana.

Diharapkan, semua pihak bisa melakukan antisipasi dan menyiapkan segala kemungkinan resiko yang timbul ketika bencana datang.

‪''BPBD tidak bisa berdiri sendiri, harus harus ada koordinasi dan sinkronisasi dengan lembaga lainnya sehingga dalam penanggulangan bencana bisa dengan maksimal,'' tandas Edi.‬

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement