Jumat 13 Nov 2015 02:01 WIB

Perekonomian Jawa Tengah Bakal Meningkat Akhir Tahun Ini

Rep: Bowo Pribadi/ Red: Julkifli Marbun
Sejumlah truk melintas di lokasi proyek pembangunan ruas Tol Bawen-Salatiga di Tuntang, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Rabu (11/11).
Foto: Antara/Aditya Pradana Putra
Sejumlah truk melintas di lokasi proyek pembangunan ruas Tol Bawen-Salatiga di Tuntang, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Rabu (11/11).

REPUBLIKA.CO.ID,  SEMARANG -- Tingkat keyakinan konsumen terhadap kondisi perekonomian di Jawa Tengah terus meningkat, menjelang akhir tahun ini. Hasil survei konsumen oleh Bank Indonesia Oktober 2015 menunjukkan optimisme yang semakin besar.

 

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Wilayah V, Iskandar Simorangkir dalam keterangan persnya menyampaikan, tingkat keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi Jawa Tengah ini meningkat dibandingkan bulan sebelumnya.

 

Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Jawa Tengah pada Oktober 2015 meningkat 3,5 poin menjadi sebesar 112,3 dengan level IKK berada pada level optimis.

 

“Peningkatan IKK tersebut berasal dari penguatan komponen Indeks Kondisi Ekonomi saat ini (IKE) dan Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK), yang masing-masing naik sebesar 3,6 poin dan 3,3 poin dari bulan sebelumnya sebesar 101,0 dan 123,5,” ujar Iskandar, Kamis (12/11).

 

Dari empat kota yang disurvei, jelasnya, kota Tegal, Semarang, dan Solo mencatat kenaikan IKK. Sementara kota Purwokerto mencatat penurunan IKK.

 

IKK kota Tegal, Semarang, dan Solo tercatat meningkat masing-masing sebesar 7,8 poin, 5,3 poin, dan 4,4 poin. Sementara  IKK kota Purwokerto tercatat menurun sebesar 7,5 poin.

 

“Penurunan ini dipicu oleh penurunan indeks pembentuknya, terutama indeks konsumsi barang kebutuhan tahan lama saat ini dan indeks ketersediaan lapangan kerja pada enam bulan mendatang,” katanya.

 

Hasil survei ini juga mengindikasikan, tekanan kenaikan harga diperkirakan semakin menurun pada tiga bulan mendatang (hingga Januari 2016). Hal ini terindikasi dari indeks ekspektasi harga yang turun 2,8 poin menjadi 174,5.

 

Perkiraan penurunan tekanan harga tiga bulan mendatang dipengaruhi oleh permintaan yang kembali normal setelah perayaan Hari Natal dan Tahun Baru.

 

Responden memperkirakan penurunan tekanan kenaikan harga terutama terjadi di kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau (turun 6,4 poin).

 

Sementara, peningkatan tekanan kenaikan harga terjadi pada sandang (naik 5,2 poin) dan kesehatan (naik 4,7 poin). “Tekanan harga pada enam bulan mendatang (ingga April 2016) juga diperkirakan menurun,” lanjut Iskandar.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement