Kamis 12 Nov 2015 19:14 WIB
Hari Ayah Nasional

Maman Suherman: 'Ayah Saya Tidak Pernah Mati'

Rep: c39/ Red: Andi Nur Aminah
Maman Suherman
Foto: youtube
Maman Suherman

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mungkin Anda sudah tidak asing dengan sosok Maman Suherman yang menjadi notulen dalam acara Lawak Klub di salah satu stasiun televisi Indonesia. Pria yang juga bekerja sebagai jurnalis tersebut merupakan sosok yang sangat menghormati ayah. 

Alumnus Fisip Universitas Indonesia ini mengaku sudah ditinggalkan ayah sejak 1981. "Tapi bagi saya, ayah tidak pernah mati di mata saya. Dia tetap hidup, karena dia menanamkan nilai-nilai yang tidak mati oleh zaman," katanya saat berbincang dengan Republika.co.id di Jakarta, Kamis (12/11).

Bertepatan dengan peringatan Hari Ayah Nasional setiap tanggal 12 November, Maman mengungkapkan saat masih kanak-kanak, ayahnya telah banyak mengajarkan kepadanya tentang nilai-nilai hidup, kebenaran dan kemandirian.  

"Ayah adalah tauladan pertama yang bisa saya lihat," ujar pria kelahiran Makassar 10 November 1965 namun akrab dipanggil Kang Maman tersebut.

Maman mengisahkan, ayahnya jualah yang membuatnya terjun kedunia jurnalistik pada 1988. Karena orang yang pertama mengajarkannya tentang huruf dan angka adalah sosok ayahnya, saat ia berusia tiga tahun.

"Ayah saya menaruh saya di pangkuannya sambil dia baca koran. Dia baca pelan-pelan dan mengajarkan saya mengeja," jelas pria berusia 50 tahun tersebut.

Sejak saat itu, meski baru berumur tiga tahun, dia  sudah bisa membaca. Ayahnya juga mengajarkannya bahwa orang yang mampu menulis itu pasti adalah orang pintar, karena orang menulis itu membaca dulu baru bisa menulis. 

"Ini adalah tugas kenabian, mengabarkan, menyampaikan pesan. Itu adalah orang hebat. Sejak itulah saya bercita-cita jadi penulis dan wartawan," ujarnya. 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement