REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU -- Sebanyak 60 persen sarana infrastruktur pertanian di Kabupaten Indramayu mengalami kerusakan. Padahal, Kabupaten Indramayu selama ini berperan sebagai lumbung padi nasional.
''Saya mohon Pemerintah Pusat membantu perbaikannya,'' ujar Bupati Indramayu, Anna Sophanah, di Indramayu, Kamis (12/11).
Kerusakan infrastruktur pertanian tersebut mempengaruhi produksi pertanian di Kabupaten Indramayu. Hal ini karena, infrastruktur pertanian itu sangat berperan dalam pengairan areal persawahan.
Anna menambahkan, kerusakan infrastruktur pertanian akan semakin terasa dampaknya jika nanti Waduk Jatigede di Kabupaten Sumedang telah beroperasi. Hal itu dikarenakan air dari waduk tersebut juga akan mengalir ke Kabupaten Indramayu.
''Dengan berfungsinya Waduk Jatigede, khawatir Indramayu kebanjiran karena infrastrukturnya belum siap,'' tutur Anna.
Anna menyebutkan, produksi padi di Kabupaten Indramayu mencapai lebih dari 1,7 juta ton. Sedangkan kebutuhan konsumsinya hanya 250 ribu ton dan diserap Bulog sekitar 100 ribu ton sehingga masih surplus diatas satu juta ton.
Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Indramayu, Firman Muntako menyatakan, kerusakan infrastruktur pertanian itu di antaranya berupa tanggul-tanggul yang sudah rapuh maupun pendangkalan pada saluran irigasi sekunder dan tersier akibat sedimentasi.
Wakil Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Kabupaten Indramayu, Sutatang menambahkan, kerusakan infrastruktur pertanian tersebut tersebar di hampir seluruh kecamatan di Kabupaten Indramayu.
''Kalau tidak segera diperbaiki, akan sangat mengganggu pengairan di sawah,'' ungkap Sutatang.