REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pesawat komuter CASR ER berkapasitas 19 penumpang dengan dua mesin Turboprop, dibandorl dengan harga berkisar 5-6 juta dolar AS per unit. Pesawat yang ide dan desainnya dikembangkan oleh PTDI dan LAPAN ini, diharpakan akan terbang landas pada HUT PTDI pada Agustus 2016.
"Kita jual juga nggka mau murah-murah. Tapi itu bisa dilihat nanti, bila pesannya banyak, maka ada diskon tertentu," kata Presiden Direktur PTDI Budi Santoso, menjawab Republika, usai acara syukuran perancangan dan pembangunan desain struktur pesawat, Kamis (12/11).
Dikatakan Budi, investasi untuk membuat pesawat ini sekitar Rp 500 miliar. Semua investasi itu, kata dia, pendanaannya berasal dalam negeri. "Terbesar dari LAPAN," katanya.
Diakuinya, banyak invertor dalam dan luar negeri yang ingin menanamkan modalnya untuk pembuatan pesawat N219 ini. Namun, pihaknya berupaya sekuat mungkin untuk menggunakan modal dari dalam negeri sendiri.
"Bukan menolak, tapi kita ingin membuktikan bahwa bangsa ini pun mempu membiayai sendiri pembuatan pesawat N219," kata Budi.
Apalagi, kata Budi, ide, desain, proses pengerjaan hingga selesai pesawat N219 dilakukan oleh tenaga-tenaga ahli dalam negeri. "Jadi, ini pertaruhan kita pada dunia internasional menyangkut kualitas dan kehandalan produksi pesawat dalam negeri (PTDI)," tegasnya.
Meski belum diproduksi secara massal, diakui Budi, pemesanan pesawat N219 ini sudah banyak dilakukan oleh negara-negara lain. "Saya belum jamin ya, tapi seperti Thailan, Kanada sudah ada keinginan untuk membeli pesawat ini," ujarnya.