REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Masuknya para pelaku terorisme ke Indonesia lewat dan memanfaatkan lemahnya sistem pengawasan perbatasan bukan sekedar isapan Jempol.
Sejumlah mantan anggota jaringan terorisme pun telah membenarkan teori ini. Mereka mengaku menggunakan jalur perbatasan yang lemah untuk menyelundup masuk ke Indonesia.
"Kita harus perbaiki sistem pengawasan perbatasan kita, jangan sampai Indonesia kecolongan lagi soal terorisme ini. Semua kita lakukan demi keamanan nasional negara kita,” ujar Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Saud Usman dalam rilisnya kepada Republika.co.id, Rabu (11/11).
Sehingga, ia mengingatkan agar para stakeholders di wilayah perbatasan selalu meningkatkan kerjasama dan menghilangkan ego sektoral masing-masing. Pengalaman di lapangan membuktikan bahwa minimnya sinergitas dan koordinasi antar stakeholders perbatasan merupakan penyebab utama lemahnya pengawasan wilayah perbatasan.
"Selama ego sektoral masih ada, terorisme masih dengan sangat mudah keluar masuk wilayah perbatasan Indonesia, BNPT lah yang sekarang bertugas untuk mengkoordinasikan sejumlah stakeholders di perbatasan,” jelasnyai.
Maka, BNPT menggelar sejumlah rangkaian kegiatan koordinatif yang berupaya menyinergikan antar stakeholders di wilayah perbatasan. Dia menilai, langkah BNPT tersebut sangat tepat dan sesuai dengan amanat Undang-Undang.