Selasa 10 Nov 2015 21:19 WIB

BPBD Banyumas Bentuk Posko Siaga Longsor dan Banjir

Rep: Eko Widiyatno/ Red: Yudha Manggala P Putra
Jalur rawan longsor.   (ilustrasi)
Foto: Antara/Ampelsa
Jalur rawan longsor. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, PURWOKERTO -– Datangnya musim penghujan diantisipasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banyumas dengan mendirikan posko kewaspadaan bencana di tiga titik. Di wilayah Banyumas barat seperti wilayah Kecamatan Lumbir yang rawan bencana longsor, didirikan posko kesiagaan longsor. Sedangkan di Banyumas timur seperti Kecamatan Sumpiuh yang rawan banjir, didirikan posko kesiagaan banjir.

''Khusus wilayah tengah, ditangani langsung oleh kantor BPBD yang juga berfungsi sebagai posko induk,'' jelas Kepala BPBD Banyumas, Prasetyo, Rabu (11/11).

Dia menyatakan, pembentukan posko ini akan segera dilakukan setelah anggaran turun. ''Kita sudah mengajukan anggarannya untuk pembentukan ketiga posko tersebut. Begitu anggaran turun, posko langsung kita operasikan,'' jelasnya.

Prasetyo berharap agar anggaran segera turun, mengingat intensitas curah hujan yang cenderung terus meningkat. Menurutnya, setelah cukup lama dilanda kemarau, hujan memang baru beberapa turun di wilayah Banyumas sejak akhir pekan kemarin.

Namun dia menyebutkan, tingat curah hujannya cenderung langsung cukup tinggi sehingga perlu ada kewaspadaan terhadap kemungkinan terjadinya bencana.

''Terutama di wilayah-wilayah yang rawan longsor. Setelah tanah mengalami kekeringan cukup lama, bila langsung disiram hujan deras maka potensi terjadinya longsor juga makin tinggi karena tidak didahului proses pemadatan tanah,'' katanya.

Untuk itu, kata dia, sebelum posko tersebut terbentuk, BPBD Banyumas sudah meningkatkan kewaspadaan melalui pemantauan bencana yang dilakukan setiap saat. Pemantauan dilakukan mulai dari pagi, siang hingga malam memalui radio komunikasi.

 

Dia menyebutkan, jumlah petugas BPBD yang melakukan pemantauan ada sebanyak 14 personel yang bertugas. Mereka bertugas melakukan pemantauan 24 jam per hari, dengan dibantu organisasi lain, seperti RAPI, Orari dan organisasi lain. ''Secara bergilir, ada petugas yang jaga hingga malam hari untuk melakukan pemantauan,'' jelasnya.

Meski demikian Prasetyo memperkirakaan, musim hujan kali ini tidak akan sampai menyebabkan terjadi banjir cukup besar. Hal ini karena berdasarkan hasil kajian BMKG, fenomena Elnino sebenarnya masih akan terasa dampaknya hingga Februari 2016, sehingga selama musim penghujan tetap diwarnai jeda tanpa hujan.

''Yang dikhawatirkan adalah kemungkinan bencana longsor, karena kemarau yang panjang memunculkan banyak rekahan tanah,'' tuturnya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement