REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Ketenagakerjaan RI, M Hanif Dhakiri mengatakan para buruh atau pekerja, pengusaha, wirausahawan dan TKI termasuk sebagai sosok pahlawan.
Demikian juga dengan pemuda, orangtua, guru, birokrat dan pemimpin.
"Pahlawan itu kamu, yang membuka lapangan kerja untuk saudara sebangsa. Yang memperhatikan mitranya yang bekerja untuk kemajuan dan kesejahteraan bersama," ujar Hanif melalui akun Twitter, Selasa (10/11).
Menurut pemilik akun @hanifdhakiri itu, sosok pahlawan adalah para buruh dan pekerja yang bekerja di aneka tempat kerja dengan dedikasi dan sukacita. Selalu mencari cara untuk maju dan berprestasi demi kebaikan bersama. Pahlawan itu mereja yang bekerja apapun asal halal dan selalu bersyukur atas sekecil apapun karunia Tuhan.
Para TKI pun, termasuk sosok pahlawan dalam pandangan Hanif. Pasalnya mereka bekerja ke luar negeri untuk sejahterakan keluarga, menjaga diri dan nama baik bangsa.
Selain itu, Hanif pun memasukkan para pemuda dan pemudi Indonesia, termasuk seluruh mahasiswa dan pelajar yang bangga sebagai warga negara Indonesia yang tak silau dengan kehebatan bangsa lain, tapi selalu mawas diri untuk maju, maju dan menang.
Kaum muda yang ambil bagian untuk perubahan bangsa dengan komitmen dan konsistensi, dengan nalar dan ideologi, dengan kesabaran dan progresivitas juga dapat dikategorikan sebagai pahlawan masa kini.
Hanif pun bicara soal jasa pada orang tua yang menjadi pahlawan bagi anak-anaknya. "Pahlawan itu adalah orang tua yang peduli masa depan anak-anaknya. Membimbing anak dengan agama, ilmu, kesederhanaan dan kehormatan,” kata Hanif.
Sosok pahlawan pun tak mengenal golongan kaya dan miskin. Pahlawan adalah merasa yang miskin tapi tidak kufur, merasa miskin tapi tidak ngawur, merasa miskin tapi suka berbagi, merasa miskin tapi penuh syukur. "Yang merasa lemah tapi tak berhenti berdoa di tengah keterbatasan. Yang selalu rindu kebaikan untuk diri dan bangsanya,” kata Hanif.
“Sedangkan Para orang-orang kaya pun bisa menjadi pahlawan dengan syarat senang berbagi, merasa kaya tapi peduli, merasa kaya tapi membuka diri, merasa kaya tapi berperilaku terpuji,” ujar Hanif.