REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Musim hujan yang baru terjadi sudah banyak mengakibatkan bencana longsor ringan di Tasikmalaya. Dalam sepekan terakhir, sedikitnya lima kecamatan di Kabupaten Tasikmalaya melaporkan terjadinya longsor.
Bahkan, longsor di Kecamatan Salawu pada Senin (9/11) malam, mengakibatkan satu orang meninggal dunia.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tasikmalaya, Kundang Sodikin mengatakan, awalnya korban bernama Ijah (59 tahun) berangkat dari rumah pukul setengah lima sore. Tidak ada yang tahu awalnya bagimana. Pukul 20.00, ia ditemukan warga tertimbun tanah longsor di jalan setapak.
"Awalnya ada saksi yang menemukan payung di atas gundukan tanah dan ia mengenal payung tersebut milik korban," kata Kundang kepada Republika.co.id, Selasa (10/11).
Longsor terjadi di jalan setapak di Kampung Sawah Bera, Desa Tenjowaringin, Kecamatan Salawu. Seorang warga yang menemukan payung milik korban langsung melaporkan ke warga lainnya. Warga sekitar pun bersama-sama langsung melakukan penggalian tanah.
Kundang mengatakan, saat ditemukan warga di dalam tumpukan tanah, korban sudah tidak bernyawa. Kemudian warga melaporkan kejadian tersebut ke kepolisian setempat untuk proses lebih lanjut. Berdasarkan hasil survei dari Polsek Salawu, diketahui korban tertimbun longsor tanah dengan ketinggian tiga meter.
Menurut Kundang, sekitar pukul sepuluh malam evakuasi sudah selesai. Korban dibawa ke rumah duka dua jam setelah ditemukan payungnya oleh warga. "BPBD mengimbau kepada seluruh warga untuk lebih berhati-hati dan waspada terhadap bencana longsor di musim hujan," ujar Kundang.
Sebelumnya, Kabid Darurat Logistik (Darlog) BPBD Kabupaten Tasikmalaya, Denden Trio mengatakan, ada tiga jenis bencana yang biasa terjadi di Kabupaten Tasikmalaya saat musim hujan. Diantaranya, bencana longsor, banjir, dan angin puting beliung. Sementara, bencana longsor paling sering terjadi di Tasikmalaya.
Ikuti Whatsapp Channel Republika
