REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Sepanjang 2015, kasus penyakit demam berdarah (DBD) di Sukabumi, Jawa Barat masih cukup tinggi. Sebab, dari Januari hingga Oktober lalu kasusnya sudah mencapai 756 kasus.
Kepala Seksi Pengendalian Penyakit (Dalkit) Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Sukabumi Irma Agristina kepada Republika.co.id, Senin (9/11) mengatakan, total kasus pada 2014 mencapai sebanyak 918 orang.
Irma menuturkan, jumlah warga yang meninggal dunia karena DBD pada Januari-Oktober 2015 mencapai empat orang. Pada 2014 lalu jumlah warga yang meninggal karena DBD jauh lebih banyak mencapai enam orang.
Dinkes lanjut Irma, berharap kasus DBD hingga akhir tahun nanti bisa ditekan. Terutama, tidak ada lagi penambahan jumlah warga yang meninggal karena penyakit disebarkan nyamuk Aedes Aegypti tersebut.
Namun, musim pancaroba yang terjadi sat ini dinilai berpotensi dalam meningkatkan kasus penyakit DBD. Pasalnya, pada momen peralihan musim tersebut seringkali ditandai dengan meningkatnya kasus.
Hal ini diantisipasi Dinkes Kota Sukabumi dengan melakukan pengasapan atau fogging massal. "Fogging massal dilakukan di semua kelurahan yang berjumlah 33," ujar Irma.
Pelaksanaan fogging dilakukan di semua kelurahan dan kecamatan sejak Oktober hingga Nopember 2015. Namun, tidak semua rukun wilayah (RW) di setiap kelurahan yang mendapatkan fogging. Kegiatan itu hanya dilakukan di daerah yang sebelumnya banyak ditemukan kasus DBD.
Diterangkan Irma, pada momen peralihan musim ini biasanya muncul genangan air yang berpotensi menjadi media perkembangan nyamuk DBD. Oleh karena itu selain fogging, Dinkes juga meminta warga untuk menggalakan kegiatan pemberantasan sarang nyamuk (PSN).
Salah satunya dengan menjaga kebersihan lingkungan dari genangan air yang menjadi sarang nyamuk. Upaya lainnya dengan menutup tempat yang dapat menampung air.
Irma menerangkan, di awal musim hujan ini belum ada lonjakan kasus DBD. "Meskipun demikian, warga harus tetap mewaspadai kemungkinan naiknya kasus DBD," kata dia.