REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Penutupan operasional Bandara Internasional Lombok (BIL) di Praya, Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB), masih berlanjut hingga Selasa (10/11).
General Manager PT Angkasa Pura I BIL Pujiono di Mataram, Senin (9/11), menyatakan penutupan aktivitas penerbangan itu karena debu abu vulkanik dari Gunung Baru Jari menyelimuti areal bandara.
"Masih ditutup sampai Selasa (10/11), setelah ditutup empat hari karena alasan keamanan akibat debu vulkanik Gunung Baru Jari," kata Pujiono.
Menurut dia, dengan penutupan bandara, aktivitas penerbangan dari seluruh maskapai harus dibatalkan. Bahkan, akibat penutupan aktivitas di bandara itu, maskapai penerbangan Garuda Indonesia memberikan pengumuman untuk tidak mengunjungi Lombok untuk sementara waktu dengan alasan bandara masih ditutup akibat erupsi Baru Jari.
"Keinginan kami sebetulnya membuka karena fakta di lapangan tidak ada debu. Tetapi dengan pertimbangan dan masukan yang ada dan pantauan citra satelit kondisinya masih sangat rawan bagi aktivitas penerbangan pesawat," jelasnya.
Selain itu berdasarkan hasil kajian dan pemantauan yang ada, penutupan bandara juga dipengaruhi arah angin yang masih belum mendukung akibat debu abu vulkanik Gunung Baru Jari masih menyelumuti selatan Pulau Lombok. "Jadi arah angin atau musim ini juga menentukan," ujarnya.
Ia menuturkan sejak BIL tutup hingga memasuki hari ke empat ini, sudah puluhan ribu penumpang dari dan menuju Lombok yang tidak bisa terangkut. Pasalnya, dalam satu hari saja pihaknya menghitung ada 4.000 penumpang yang tidak jadi berangkat maupun datang.
"Kalau kerugian pasti terjadi. Tetapi terlepas dari itu yang kami utamakan adalah keselamatan penerbangan dan kenyamanan penumpang," tandasnya.
(baca juga: Maskapai Australia Masih Batalkan Penerbangan ke Bali)