REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Erupsi Gunung Barujari, Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) yang mengakibatkan Bandara Ngurah Rai mengalami "buka-tutup" membawa berkah bagi ratusan sopir di Bali untuk mengangkut penumpang tujuan ke berbagai kota di Pulau Jawa. Hasil pemantauan di Terminal Ubung, Denpasar hingga Sabtu (7/11) malam, suasana penumpang bus antar kota antar provinsi itu masih padat. Dengan kondisi tersebut menjadi berkah bagi ratusan sopir bus.
Prayitono , sopir bus mengatakan, ditutupnya Bandara Ngurah Rai, Denpasar selama beberapa hari ini, membuat lonjakan penumpang di Teminal Ubung mengalami peningkatan hingga 100 persen. Kondisi itupun membawa berkah bagi para sopir dalam segi penghasilan. "Dari kondisi kami para sopir mendapat berkah karena penghasilan meningkat," ujarnya.
Sementara, Budiyanto sopir bus lainnya mengaku, paska kejadian erupsi ini di pelabuhan Gilimanuk, Bali barat macet total. Kondisi macet total akibat pelabuhan melakukan sistem buka tutup.
"Pelabuhan melakukan sistem buka tutup, jadinya bus jurusan Jawa Tengah dan Jawa Timur mengalami keterlambatan menunju di Terminal Ubung,"ungkapnya.
Menurut Budiyanto, sistem buka tutup ini sudah terjadi sejak tiga hari yang lalu. Namun meskipun sistem buka tutup hal tersebut tidak menutup rejekinya yang sekarang ini mengalami peningkatan.
Ratusan penumpang pesawat udara yang gagal berangkat dari Bandara Ngurah Rai, Bali terpaksa mengalihkan lewat darat melalui terminal Ubung Denpasar, dengan harapan cepat sampai di tempat tujuan.
Pipit, seorang calon penumpang asal Yogjakarta di terminal Ubung mengatakan, pihaknya sudah merencanakan pulang dengan menggunakan pesawat udara pada Selasa (4/11) siang. Keberangkatan itu terpaksa dibatalkan karena Bandara Ngurah Rai ditutup akibat akibat erupsi Gunung Bajuari. Ia berharap mudah-mudahan dengan jalur darat akan aman dan bisa selamat sampai tempat tujuan.