REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pendidikan Indonesia berhasil meraih penghargaan The UNESCO-Japan Prize for Education for Sustainable Development 2015.
Penghargaan yang disaksikan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Anies Baswedan berserta jajarannya ini diberikan di Paris, Perancis.
Keberhasilan Indonesia meraih penghargaan tersebut atas dasar keunggulan konsep pendidikan nonformal dan informal yang dibuat oleh Pusat PPAUDNI Regional I Jayagiri Bandung. Pusat Paudni yang juga unit pelaksana teknis Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan masyarakat (Ditjen PAUD dan Dikmas) ini telah menampilkan naskah program unggulan Pendidikan.
Naskah pendidikan untuk pembangunan berkelanjutan ini berjudul Eco-Friendly Entrepreneurship for Youth and Adults atau program kewirausahaan bagi pemuda dan dewasa di pedesaan usia antara 18 hingga 45 tahun.
Kepala Pusat Pengembangan Anak Usia Dini, Pendidikan Nonformal dan Informal (PPPAUDNI) Regional I Jayagiri Bandung, Djajeng Baskoro menjelaskan, program ini bertujuan untuk menciptakan wirausahawan baru berbasis keunggulan dan daya saing lokal.
"Dengan harapan bisa meningkatkan taraf kesejahteraan masyarakat," ujar Djajeng melalui keterangan resmi yang diterima Republika.co.id Sabtu (7/11). Program ini juga diupayakan untuk melestarikan budaya lokal serta mempertahankan konservasi lingkungan.
Berkenaan dengan metode yang diterapkan dalam program ini, Djajeng mengatakan, ini menggambarkan kondisi kehidupan nyata melalui titik masukan kewirausahaan. Hal ini dimasukkan ke dalam pelbagai keterampilan vokasional, seperti kerajinan tangan wayang dan ukiran, budidaya ikan air tawar, dan pertanian sayuran organik. Selain itu dengan menggunakan bahan-bahan limbah dan daur ulang sebagai bahan baku.
"Program ini juga menerapkan strategi kooperatif dan kompetitif yang mampu menstimulasi semangat kerja sama dan peduli dalam kelompok," kata Djajeng. Hal ini juga ikut memperkenalkan mereka ke dalam kompetisi yang sehat dengan kelompok lainnya.