REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Markas Besar Kepolisian Republik Indonesia (Mabes Polri) bekerja sama dengan TNI untuk memburu kelompok teroris di Indonesia. Terutama memburu kelompok Santoso.
Pertemuan pun dilakukan antara Panglima TNI, Jenderal Gatot Nurmantyo dengan pimpinan Polri di Mabes Polri yang membahas isu keamanan. "Bahas Operasi Camar Malio empat dan agenda lain," ujar Kadiv Humas Polri, Irjen Anton Charliyan, di Mabes Polri, Jumat (6/11).
Melibatkan TNI dalam operasi Camar Malio merupakan terobosan baru. Menurut Anton, kurang lebih 1.400 personel gabungan TNI-Polri diterjunkan dalam operasi kali ini
Sebelumnya, Kapolri Jenderal Badrodin Haiti menargetkan menangkap Santoso akhir tahun ini. Pengejaran terus dilakukan terhadap kelompok teroris yang paling berbahaya di Indonesia ini.
Anton melanjutkan, perburuan Santoso selama ini mengalami kendala karena keberadaannya di hutan. Sedangkan anggota densus 88 tidak memiliki kemampuan bertahan lama di dalam hutan.
Sebab itu, kerja sama dengan TNI dilakukan pada operasi camar malio kali ini. Pasalnya, TNI memiliki kemampuan tersebut. "Ada permohonan back up, mereka punya rider yang punya kemampuan bergerilya di hutan," kata Anton.