Jumat 06 Nov 2015 20:22 WIB

Jokowi, Presiden Pertama Pimpin Upacara Hari Pahlawan di Surabaya

Presiden Jokowi dan Ibu Negara Iriana Widodo di pintu pesawat kepresidenan.
Foto: Setkab
Presiden Jokowi dan Ibu Negara Iriana Widodo di pintu pesawat kepresidenan.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Presiden Joko Widodo akan menjadi inspektur upacara bendera memperingati Hari Pahlawan di Surabaya, pada 10 November mendatang.

"Lokasinya di Tugu Pahlawan karena di tempat itulah peristiwa perjuangan 10 November 1945 hingga didirikan tugu untuk mengenang para pahlawan," ujar Gubernur Jawa Timur Soekarwo di kantor Gubernur Jatim, Jalan Pahlawan Surabaya, Jumat (6/11).

Menurutnya, bersedianya orang nomor satu di Republik ini menjadi inspektur upacara di Tugu Pahlawan merupakan keputusan tepat dan sudah lama ditunggu masyarakat Jatim, khususnya Surabaya.

"Ini merupakan kali pertama seorang Presiden memimpin upacara di Surabaya. Syukurlah tahun ini disetujui pemerintah pusat dan kami sangat mengapresiasinya," kata pejabat yang akrab disapa Pakde Karwo tersebut.

Upacara bendera dijadwalkan berlangsung tepat pukul 08.00 WIB, dan dijadwalkan turut hadir Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa beserta sejumlah menteri lain yang tergabung dalam Kabinet Kerja.

Pada hari itu Presiden Joko Widodo dan Ibu Negara Iriana Joko Widodo juga dijadwalkan memberikan tali asih berupa bingkisan kepada 102 orang perintis kemerdekaan dan 100 orang veteran.

Pada kesempatan terpisah, Ketua Legiun Veteran Republik Indonesia (LVRI) Surabaya Hartoyik berpendapat kehadiran Presiden Joko Widodo sebagai inspektur upacara sangat tepat.

"Surabaya itu tempat pertempuran 10 November 1945 sampai dijuluki Kota Pahlawan. Kami kira sudah sepantasnya upacara dipimpin pemimpin negeri ini," ujar Hartoyik.

Upacara Hari Pahlawan, kata dia, belum pernah digelar dan dipusatkan di lokasi aslinya, yakni Tugu Pahlawan, sehingga tidak sedikit pihak menyayangkannya.

"Meski di Surabaya juga dilaksanakan upacara, tapi belum dipusatkan di sini. Upacara yang dipimpin Presiden selalu di ibu kota negara, padahal peristiwanya di kota ini," ucap veteran yang juga saksi pelaku sejarah tersebut.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement