REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU -- Areal tanaman padi seluas 3.235 hektare di wilayah Kabupaten Indramayu bagian timur terancam kekeringan. Hal itu menyusul turunnya debit Waduk Jatiluhur yang menjadi sumber pengairan.
''Areal yang terancam kekeringan tersebar di sembilan desa di dua kecamatan, yakni Kecamatan Patrol dan Sukra,'' ujar Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Indramayu, Firman Muntako kepada Republika.co.id, Jumat (6/11).
Firman menyebutkan, dari areal seluas 3.235 hektare yang terancam kekeringan, 1.976 hektare di antaranya tersebar di Kecamatan Patrol dan 1.259 hektare terdapat di Kecamatan Sukra. Untuk Kecamatan Patrol, lahan pertanian yang terancam kekeringan tersebar di Desa Mekarsari, Sukahaji, Patrol Baru dan Patrol Lor. Sedangkan Kecamatan Sukra, lahan pertanian itu terdapat di Desa Sumuradem Timur, Sumuradem, Bogor, Sukra dan Karanglayung.
''Umur tanaman padi di daerah-daerah itu sudah memasuki fase primordial,'' kata Firman.
Lahan pertanian di Kabupaten Indramayu bagian timur tersebut biasanya aman dari kekeringan di musim kemarau. Sumber pengairan di wilayah itu berasal dari Waduk Jatiluhur yang kemudian mengalir ke sejumlah bendung, di antaranya Bendung Bugis.
Firman mengatakan, penurunan debit di Waduk Jatiluhur akhirnya membuat debit di Bendung Bugis hanya tinggal tiga meter kubik. Padahal, dalam kondisi normal, debitnya bisa mencapai 16 - 20 meter kubik.
Untuk mengatasi ancaman kekeringan itu, Firman bersama muspika Kecamatan Patrol dan Sukra pun mendatangi direksi PJT pada Kamis (5/11). Hasilnya, pihak PJT akan menambah pasokan air untuk Bendung Bugis menjadi tujuh meter kubik.
''Hari ini (Jumat) atau besok (Sabtu) suplai air di Bendung Bugis menjadi tujuh meter kubik dari yang sebelumnya hanya tiga meter kubik,'' tegas Firman.
Firman menambahkan, tambahan pasokan air tersebut akan diprioritaskan untuk menyelamatkan tanaman padi yang kini terancam kekeringan. Dia berharap, tanaman padi tersebut bisa selamat hingga dipanen.
Salah seorang petani di Desa Mekarsari, Kecamatan Patrol, Durnia mengatakan, sangat berharap agar pasokan air segera tiba. Pasalnya, tanaman padinya sudah mulai mengering. ''Biasanya daerah sini tidak kekeringan, air selalu ada. Tapi sekarang benar-benar kering,'' ujarnya.