REPUBLIKA.CO.ID, PURWAKARTA -- Tinggi muka air (TMA) Waduk Jatiluhur, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat (jabar) terus mengalami penyusutan. Saat ini, ketinggian air tersebut berada di level 86,7 meter. Atas kondisi itu, PJT II Jatiluhur terus mengupayakan pembagian air untuk kebutuhan irigasi.
Direktur Pengelolaan Air PJT II Jatiluhur, Harry M Sungguh, mengatakan, air yang keluar dari waduk terus dibagi di bendung pembagi Curug, Kabupaten Karawang. Untuk Tarum Timur kebagian 44 meter kubik per detik. Tarum Barat, 55 meter kubik per detik. Sisanya, untuk kebutuhan Tarum Utara. "Pembagian air ini, untuk memenuhi kebutuhan irigasi atau pertanian," ujar Harry, melalui sambungan telepon selular, kepada //Republika//, Jumat (6/11).
Menurut Harry, saat ini kemarau sangat panjang dan sudah berlangsung hingga tujuh bulan lebih. Karena kondisi ini, maka air di Waduk Jatiluhur terus menyusut. Sebab, saat musim kering ini kebutuhan akan air menjadi lebih besar. Bahkan, bisa dua kali lipat dari kebutuhan musim hujan.
Seperti sekarang ini, karena hujan belum juga turun, maka musim tanam rendeng mengelami kemunduran. Seharusnya, persawahan di golongan air satu sudah tanam sejak 1 Oktober lalu. Namun kondisinya saat ini, sampai sekarang belum seluruhnya tanam.
Karena itu, air yang digelontorkan dari Wadik Jatiluhur, Harry mengatakan, sedang diprioritaskan untuk kebutuhan persawahan di golongan air satu. Setelah selesai, maka akan di bagi untuk golongan selanjutnya. "Karena itu, petani harus bersabar. Sebab, airnya harus di bagi-bagi," ujarnya.