Jumat 06 Nov 2015 01:35 WIB

Dinkes Sukabumi Giatkan Fogging di 33 Kelurahan

Rep: Riga Iman/ Red: Winda Destiana Putri
 Seorang petugas melakukan pengasapan (fogging) untuk membasmi nyamuk demam berdarah.
Foto: ANTARA/Fikri Yusuf
Seorang petugas melakukan pengasapan (fogging) untuk membasmi nyamuk demam berdarah.

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Musim pancaroba dinilai berpotensi dalam meningkatkan kasus penyakit demam berdarah dengue (DBD).

Pasalnya, pada momen peralihan musim tersebut seringkali ditandai dengan meningkatnya kasus penyakit yang disebarkan nyamuk Aedes Aegypti.

Hal ini diantisipasi Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Sukabumi dengan melakukan pengasapan atau fogging massal. "Fogging massal dilakukan di semua kelurahan  yang berjumlah 33," ujar Kepala Seksi Pengendalian Penyakit (Dalkit) Dinkes Kota Sukabumi Irma Agristina kepada Republika Kamis (5/11). 

Pelaksanaan fogging dilakukan di semua kelurahan dan kecamatan sejak Oktober hingga Nopember 2015. Namun, tidak semua rukun wilayah (RW) di setiap kelurahan yang mendapatkan fogging.

Kegiatan itu hanya dilakukan di daerah yang sebelumnya banyak ditemukan kasus DBD. Diterangkan Irma, pada momen peralihan musim ini biasanya muncul genangan air yang berpotensi menjadi media perkembangan nyamuk DBD. Oleh karena itu selain fogging, Dinkes juga meminta warga untuk menggalakan kegiatan pemberantasan sarang nyamuk (PSN). Salah satunya dengan menjaga kebersihan lingkungan dari genangan air yang menjadi sarang nyamuk.

Upaya lainnya dengan menutup tempat yang dapat menampung air.Irma menerangkan, di awal musim hujan ini belum ada lonjakan kasus DBD.

"Meskipun demikian, warga harus tetap mewaspadai kemungkinan naiknya kasus DBD," cetus dia.

Salah satu lokasi yang mendapatkan fogging adalah di Kelurahan Cisarua, Kecamatan Cikole. Salah seorang warga Kurnia (30 tahun) mengatakan, warga menyambut positif adanya kegiatan pencegahan penyebaran DBD tersebut. Namun, pelaksanaan fogging tersebut sebelumnya bisa disosialisasikan kepada warga.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement