REPUBLIKA.CO.ID, KUTA -- Pesawat Air India yang ditumpangi Wakil Presiden India Hamid Ansari lepas landas pertama kali dari Bandar Udara Internasional Ngurah Rai, Bali, setelah sempat tertahan karena penutupan bandara tersebut pascaerupsi Gunung Barujari di Lombok, NTB.
Kepala Otoritas Bandar Udara Wilayah IV Bali-Nusa Tenggara, Yusfandri Gona, di bandara setempat, Kamis menjelaskan bahwa pesawat kepresidenan mendapat prioritas pertama setelah bandara itu dibuka. "Kami sudah menerapkan untuk prioritas pesawat untuk medis dan kepala negara atau 'vvip'," ucapnya.
Pesawat Boeing 747 itu lepas landas sekitar pukul 17.17 Wita dari landasan pacu. Setelah pesawat berbadan jumbo itu mengudara pada jarak tertentu, baru kemudian diikuti pesawat komersial lain. Seharusnya orang nomor dua pada pemerintahan India itu lepas landas pada Rabu (4/11).
Namun ia gagal berangkat karena bandara sudah ditutup karena terdampak abu erupsi anak Gunung Rinjani itu. Hamid berada di Bali serangkaian kunjungan kenegaraannya di Indonesia termasuk mengunjungi Pulau Dewata.
Di Bali, Hamid meresmikan patung Mahatma Gandi di Universitas Udayana (Unud) di Denpasar. Selain itu Hamid juga mengunjungi Museum Pasifika di Nusa Dua, menghadiri jamuan makan malam eh Gubernur Bali, dan mengunjungi objek wisata Tanah Lot di Kabupaten Tabanan.
Sebelumnya operator bandara menutup operasional penerbangan mulai Selasa (3/11) mulai pukul 19.30-23.30 Wita dan diperpanjang hingga Kamis (5/11) dan dibuka kembali pukul 14.30 WITA. Proses pemberangkatan para calon penumpang yang terlantar itu membutuhkan waktu sekitar dua jam untuk mempersiapkan hal teknis termasuk sistem dan kesiapan maskapai.
Akibat penutupan itu sebanyak 692 jadwal penerbangan baik domestik dan internasional terpaksa dibatalkan dengan ratusan ribu calon penumpang gagal berangkat, termasuk Wakil Presiden India Hamid Ansari.