Kamis 05 Nov 2015 17:01 WIB

Sopir Truk Sampah DKI Terpaksa Kerja Ekstra

Rep: C23/ Red: Ilham
 Suasana aktivitas di Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Bantar gebang, Kota Bekasi, Rabu (4/11).  (Republika/Yasin Habibi)
Suasana aktivitas di Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Bantar gebang, Kota Bekasi, Rabu (4/11). (Republika/Yasin Habibi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Aksi penghadangan truk sampah Dinas Kebersihan DKI Jakarta oleh sejumlah warga di Jalan Transyogi, Cileungsi, Jawa Barat, berdampak pada terganggunya pengangkutan sampah di beberapa daerah Jakarta. Para pengemudi truk sampah mengeluh karena penghadangan memaksa mereka bekerja ekstra.

Dedi Supriyadi (40), salah seorang pengemudi truk sampah DKI yang biasa beroperasi di Ciracas, Jakarta Timur, mengatakan, penghadangan memang telah berakhir. "Tapi sekarang kalau mau buang sampah harus jam 21:00 WIB sampai jam

05:00 WIB," ujarnya pada Republika.co.id, Kamis (5/11).

Penetapan pengiriman pada waktu tersebut diinstruksikan oleh Suku Dinas Kebersihan Jakarta Timur. Namun, hal itu cukup menyulitkan dirinya untuk mengangkut sampah-sampah di Ciracas. "Karena biasanya saya kirim sampah ke Bantargebang itu jam 10.00 WIB pagi. Kalau dari jam segitu bisa dua rit. Totalnya bisa dua ton sampah," jelasnya.

Sejak diinstruksikan untuk membuang sampah pada pukul 21:00 WIB pada Rabu (4/11) kemarin, Dedi mengaku harus bekerja ekstra. Karena dalam sehari, dia hanya bisa satu kali membuang dengan kapasitas satu ton. "Satu ton yang biasa saya angkut akhirnya numpuk. Tapi itu harus tetap saya angkut. Jadi kerja dua kali kan," tuturnya.

Hal itu, kata Dedi, tidak hanya dialami dirinya. Tapi juga teman-temannya yang lain, sesama pengemudi truk sampah Dinas Kebersihan DKI Jakarta.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement