REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menilai persoalan tempat pembuangan sampah Bantargebang bukan hanya mencari alternatif tempat pembuangan sampah lainnya. Melainkan yang paling utama adalah memberantas premanisme.
Ahok, panggilan daru Basuki menilai banyak permainan dan kecurangan dalam persoalan Bantargebang. Pasalnya banyak ancaman dan protes yang keluar saat Pemprov DKI hendak memutus kontrak dengan PT Godang Tua Jaya selaku pengelola. Aksi-aksi serangan tersebut dinilainya hanya perilaku premanisme yang tidak boleh ditakuti.
"Kita tinggal cari lagi tempat (buang sampah), di Bogor yang sudah masuk wilayah Bogor ada 50 hektare. Tapi, saya pikir solusinya bukan itu. Solusi pertama adalah negara nggak boleh kalah dengan premanisme menurut saya gitu lho. Itu yang penting," kata Ahok di Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Kamis (5/11).
Ia menyayangkan aksi-aksi pengadangan dan penutupan jalur truk sampah DKI yang dilakukan ormas-ormas. Sampah yang berada di dalam truk yang ditahan akan jauh lebih mengeluarkan bau karena tidak dibuang-buang.
Ahok juga menyebutkan aksi premanisme seperti tadi sudah berjalan lama. Bahkan juga di sektor truk sampah.
Ia menegaskan tidak akan lemah menghadapi ancaman bertubi-tubi. Meskipun harus menghadapi protes, ia tetap memutus kontrak dengan perusahaan rekanan yang tidak melaksanakan ketentuan dalam perjanjian.
"Saya sampaikan saja siapapun yang memainkan DKI saya orang yang sangat tahan hadapi kalian," ujarnya.